Messi, Saya Salah!

Messi, Saya Salah!

Oleh: Hamdan juhannis

Saya tidak tahu, apa anda membaca tulisan saya yang berjudul “Berakhirnya Era Messi.” Anda sungguh luar biasa tadi malam, namun saya masih tetap pada pendirian bahwa  era anda sebenarnya sudah berakhir. Ronaldo yang menjadi rival abadi anda dalam perebutan pemain terbaik dunia dalam satu dekade terakhir, sepertinya sudah tidak lama akan gantung sepatu. Dia pun sudah bukan pilihan utama negaranya sebelum Portugal tersingkir. Itu ukuran sederhana saya.

Bacaan Lainnya

Anda baru saja menunjukkan pada dunia bahwa anda tidak ingin meninggalkan begitu saja lapangan rumput tanpa “legacy” paripurna. Di sini letak semangat membara anda yang baru anda tunjukkan ketika menyingkirkan tim Kroasia. Assist anda pada gol ketiga Argentina sungguh dahsyat. Satu kurangnya, bukan anda yang memasukkan sendiri, yang sering anda lakukan di masa kejayaan anda.

Tampaknya dua yang anda buru pada Piala Dunia kali ini, dan kedua-duanya akan menjadi kesempatan terakhir anda. Pertama, anda berharap sekali mengakhiri karir anda di tim nasional dengan membawa Argentina sebagai juara dunia. Anda sangat terobsesi dengan ini, karena cara itulah satu-satunya untuk mengeluarkan diri anda dari bayang-bayang Maradona.

Anda pasti sadar bahwa tanpa Piala Dunia anda tidak akan pernah sebanding dengan Maradona. Meskipun anda sama-sama dewa, tapi anda masih dewa kecil. Piala dunia kali ini momentum terbaik, pasukan yang anda pimpin cukup mumpuni, yang hampir semua diisi pemain-pemain muda yang sangat bertalenta.

Kedua, anda ingin tampil sebagai “top scorer” dan pemain terbaik piala dunia 2022 karena itu akan menjadi akhir yang sangat manis. Ini tidak kalah menantangnya, meskipun peluang itu ada. Anda sama-sama mengoleksi jumlah gol dengan tandem anda di PSG, Kylian Mbappe, tapi jangan lupa, dia unggul jumlah pertandingan, dan dia lagi berada di puncak prestasi. Anda pasti tahu sebagai rekan, bagaimana dia dibayar oleh Club anda yang jauh melampauhi anda.

Tapi sejujurnya saya salah menilai anda, bahwa anda hanya akan punya letupan tenaga sebagai sisa-sisa kejayaan, tapi ternyata anda berusaha untuk mengorbankan apa saja dengan sisa tenaga itu untuk memastikan dua impian anda di atas.  Semoga di final anda tidak mengalami anti-klimaks. Anda harus tahu, sejak anda muncul sebagai bintang, saya tidak pernah bergeser sedikitpun sebagai fan berat anda. Jadi menganggap anda sudah habis, sama dengan mengatakan habiskan yang masih ada.

Satu lagi, saya tadi memimpin shalat subuh jamaah setelah menonton bareng dengan memakai Jersey Argentina. Sebagian besar jamaah yang ikut juga memakai baju Argentina. Tidak perlu saya sebutkan nomor jersey yang saya pakai supaya anda tidak terlalu GR.  Saya juga belum tidur karena berkumpul bersama semalaman hanya menunggu anda dan tim anda bermain. Saya ingin istirahat dulu dan silakan anda berpesta. Satu pesan terakhir saya, jangan kebablasan, karena hanya menjadi finalis dan runner-up belum begitu penting untuk dicatat oleh sejarah. Anda sudah rasakan kan? (*)

Pos terkait