Latih Petani di Sulsel, Unhas-Taiwan ICDF Harap Kualitas Benih Padi Meningkat

Latih Petani di Sulsel, Unhas-Taiwan ICDF Harap Kualitas Benih Padi Meningkat

MAKASSAR, UPEKS.co.id – Pelatihan penangkaran benih padi penanaman I (program II) tahun 2021 resmi ditutup Minggu, 13 Juni. Program kerjasama Pertanian Universitas Hasanuddin dan Taiwan International Cooperation and Development Fund (ICDF) melalui program Centre of Excellence (CoE) Perbenihan Padi yang berlangsung di Hotel Harison Ultima Makassar itu diikuti 28 peserta. Mereka berasal dari tujuh kabupaten di Sulsel, seperti Kabupaten Gowa, Sidrap, Pinrang, Soppeng, Wajo, Bone dan Luwu Utara.

Penanggung jawab kegiatan sekaligus Koordinator CoE Perbenihan Padi, Prof. Dr. Muh. Yunus Musa, M.Sc. berharap kepada peserta untuk mentransfer ilmu yang didapat dari pelatihan ini. “Mereka (peserta, red) bisa menjadi actor dalam pemenuhan benih di Sulsel,” ujar Prof Yunus.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, ilmu yang didapat dari pelatihan ini hanya sebagai pemicu. Pesertalah, kata dia, yang diharap bisa mengembangkan dan bertugas membagikan ilmu ke sesama petani.

Profesor humoris ini menambahkan, sebenarnya pemerintah provinsi Sulsel telah memberikan tantangan kepada Unhas untuk kesiapannya mengadakan luas areal pertanian hingga 10 ribu hektare, sehingga perlu dukungan dari tujuh kabupaten yang menjadi mitra CoE di provinsi ini. “Lahan sawah di Sulsel itu hanya sekitar 550 ribu hectare atau 1,2 juta hectare dalam satu musim. Pelatihan ini kita harap aktornya bia mendongkrak dalam pemenuhan benih di Sulsel,” tambahnya.

Perwakilan Taiwan International Cooperation and Development Fund (ICDF), Mr. Dennis Kao menyampaikan rasa terima kasih yang besar kepada para peserta yang telah mengikuti pelatihan ini. Dia juga berharap para peserta bisa membagikan ilmu yang diserap dari pelatihan ini sesama petani.

Di tempat yang sama, ketua panitia pelatihan, Dr Muh Jayadi mengaku bangga karena pelatihan ini mampu membekali peserta dengan materi yang berfokus pada budidaya padi, pemasaran hingga smart agriculture. (*)

Pos terkait