Anis Matta: Krisis Akibat Covid-19 Panjang, Indonesia Jangan Kehilangan Arah

Anis Matta: Krisis Akibat Covid-19 Panjang, Indonesia Jangan Kehilangan Arah

JAKARTA, UPEKS.co.id — Hampir semua pengamat memprediksi bahwa situasi krisis  akibat Covid-19 ini berat dan akan berlangsung dalam waktu yang lama. Bukan hanya dari sisi pandeminya tapi dampak buruknya  dalam  sektor ekonomi, sosial, politik dan Kemanusiaan secara umum.

Secara global tidak ada satupun negara yang tidak berdampak covid-19 termasuk Indonesia.“Saat ini  bukan hanya soal krisis pandeminya, tapi akumulasi dampaknya akan kita hadapi setelahnya yaitu krisis ekonomi yang sudah terasa yang berpotensi memunculkan krisisi sosial dan biasanya diikuti  krisis politik, kemanusiaan lalu diakhiri dengan lahirnya tatanan dunia baru,” kata Anis Matta dalam acara Zoominari bertajuk Inovasi Ditengah Krisis Dalam Alquran yang dilaksanakan oleh DPW Gelora Indonesia Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Hal senada juga diramalkan  sebelumnya oleh Prof Didin S. Damanhuri dalam acara zoominari serupa beberapa waktu lalu yang  mengemukakan, dari sekian referensi ada beberapa pandangan tentang Covid-19. Yaitu, tidak pesimis, berat, dan sangat berat. Tetapi setelah diumumkan target pertumbuhan ekonomi negara-negara di Dunia, Indonesia sekitar 4 persen, China positif.

Tapi kenyataannya, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen, sementara China minus 5,8 persen dengan pengangguran sudah lebih 70 juta orang bahkan berpotensi 205 juta pekerjanya terancam pengangguran friksional. Begitupun  Uni Eropa kata Prof Didin juga minus.

“Jadi saya kira dengan rilis seperti itu, keadaan yang bilang tidak terlalu pesimis itu hilang. Keadaan yang dihadapi sekarang ini adalah berat dan sangat berat,” tuturnya.

Fakta-fakta ini membuat semua negara di dunia berjibaku mencari jalan keluar dari krisis ini. Salah satu contoh India baru saja menggelontorkan paket stimulus ekonomi 4000 Triliun untuk melindungi dan membangunkan ekonomi sektor real  termasuk UMKM nya. Lalu bagaimana dengan Indonesia ?.

Charity dan bantuan BLT menjadi pendekatan yang rutin dalam situasi krisis sebagai langkah penyelamatan bagi warga yang terkena dampak. Tetapi bisa bertahan sampai berapa lama dalam situasi semua sektor terpukul. Bagi Anis Matta dalam situasi krisis seperti ini yang paling pertama harus hadir pada dasarnya bukanlah sistem pertama kali tetapi kebutuhan Leadership atau Kepemimpinan.

“Pendekatan charity memang berguna jangka pendek, tapi krisis yang tidak ditemukan jalan keluarnya, pendekatan awalnya adalah konsolidasi dan ini hanya bisa terjadi kalau ada leadership,” tutur Anis Matta.

Leadership atau kepemimpinan itu pun paling tidak membutuhkan sayarat-sayaratnya.”Dua syarat utama kepemimpinan dalam krisis ini yaitu ilmu pengetahuan dan sumber daya karena krisis ini membuat kita menjadi terbatas secara sumber daya, waktu, dan minimnya  pilihan solusi,” lanjutnya.

Ujung dari krisis ini jika mengacu pada solusi pandeminya berupa vaksin maka prediksi penemuanya masih membutuhkan waktu yang cukup lama bisa  sampai akhir tahun depan 2021. Diluar dari itu krisis ini belum ada yng mengetahui ujungnya sampai dimana dan kapan berakhirnya.

Bahkan para ahli pandemic mewanti-wanti adanya pandemi gelombang kedua. Lalu bagaimana membaca situasi yang tidak diketahui ujungnya ini ?

“Kita mesti membaca fakta-fakta ini apa adanya secara scientific bukan untuk membuat jadi pesimis, tapi membantu kita menentukan peta jalan melewatinya dan kepentingan strategis  kita,”jelas Anis Matta.

Dalam konteks Indonesia membaca fakta-fakta ini menjadi strategis untuk menentukan peta jalan menuju ujung dari krisis ini yaitu lahirnya tatanan dunia baru sebagaimana yang di jelaskan Anis Matta sebelumnya.

“ Indonesia tidak boleh kehilangan arah, Indonesia harus menentukan kepentingan strategis nasional yang harus dipertahankan terutama menyangkut eksistensi dan kemapuan bangsa untuk bertahan dan terus bertumbuh yaitu value atau nilai-nilai dasar kita sebagai bangsa yang tidak boleh kita korbankan dan kedua adalah kepentingan material yg bersifat strategis,” jelas Anis.

Langka ini menjadi penting untuk masuk ketahap selanjutnya yang Anis Matta menyebutnya sebagai Strategic Innovation. Pandemi ini telah berhasil merubah banyak kehidupan manusia secara mendasar menjadi kehidupan new normal.

Bagi Anis Matta situasi ini sangat mungkin membuat Indonesia bisa bangkit jika mampu hadir dalam empat situasi tatanan kehidupan baru pasca pandemik.

“Pandemic ini telah berhasil meyakinkan public untuk segera shifting ke teknologi baru, menemukan model ekonomi baru, pembentukan ulang aliansi-aliansi strategic global sebagai dampak dari konflik geopolitik, lahirnya aturan main tatanan dunia baru,” tutup Anis kepada ribuan peserta diskusi yang digelar  lewat Zoom itu pada 13 Mei 2020. (mah)

Pos terkait