MAKASSAR,UPEKS.co.id— Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI), Prof. Sufirman Rahman mengungkapkan bahwa temuan sementara Tim Pencari Fakta (TPF) atas dugaan permasalahan yang dilakukan Prof. Basri Modding.
Diketahui, Tim Pencari Fakta tersebut dibentuk oleh Yayasan Wakaf UMI dengan ketua tim Prof Dr A Muin Fahmal.
Prof Sufirman menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir, telah dilakukan audit internal.
Dari hasil audit internal, kata dia, ditemukan ada penyelewengan dana yang sangat besar.
“Namun demikian setelah hasil temuan itu disampaikan ke Prof Basri, dia sudah menjawab sebagian, dia akui sebagian dia tidak akui,” ungkapnya Prof Sufirman, di lantai 5 Gedung Pascasarjana UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Selasa (10/10/2023) malam.
“Ternyata dalam perkembangannya temuan-temuan yang disampaikan oleh pengawasan Yayasan Wakaf ternyata sebesar Rp28 miliar sekian,” sambungnya.
Prof Sufirman mengatakan bahwa saat ini, pengawas Yayasan Wakaf UMI bersama Tim Pencari Fakta masih melanjutkan audit.
Audit tersebut dilakukan terhadap beberapa proyek yang diduga juga terjadi mark up dan sebagainya.
Ia menerangkan bahwa dalam proses audit, Prof.Basri dinilai menghalangi Tim Pencari Fakta.
Disebutkan bahwa staf dan otoritas keuangan di Rektorat UMI diminta tidak memberikan data dokumen, bahkan memberikan informasi berkaitan dengan materi-materi pertanyaan.
“Di sinilah terjadi perbedaan atau selisih, di satu sisi UMI melalui Pengawas Yayasan Wakaf itu ingin melakukan bersih-bersih. Di sisi lain, pak Basri sebagai rektor menyampaikan kepada semua unit pimpinan fakultas untuk jangan ada yang mau diaudit,” sebut Prof Sufirman.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemberhentian Prof Basri dalam rangka memberikan kesempatan dan ruang yang besar agar tim audit bisa lebih leluasa mencari fakta.
“Karena kalau masih yang mau diaudit berkuasa gejalanya itu dia lakukan manipulasi data dan seolah olah cocok-cocok,” jelasnya.
Prof Sufirman menambahkan, civitas akademika menilai kepemimpinan Prof Basri tidak sesuai lagi dengan visi dan misi UMI.
“Ini dia tidak dipecat tapi diberhentikan sementara, selama dia jadi rektor kan ada dua dekan dia pecat, saya punya KPS saja anak buah saya banyak dipecat saya tidak tau apa salahnya saya sebagai pimpinan unit juga tidak pernah diajak bicara,” tambahnya. (aca)