MAKASSAR, Upeks–PT Pelindo Jasa Maritim, Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatat pertumbuhan yang positif dan menggembirakan untuk segmen penundaan dan peralatan sampai dengan kuartal I-2023.
Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) mencatat sampai dengan April 2023 atau di kuartal I tahun ini kinerja penundaan kapal mengalami pertumbuhan sebesar 37,36% di atas target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kinerja yang dihasilkan Subholding yang memiliki mainstream bisnis dibidang marine, equipment, dan port services (MEPS) ini meningkat sebesar 124,26% YoY (Year on Year). Di mana pada 2023 ini, jumlah penundaan kapal menembus angka 1.369.066.687 gross tonnage (GT) per jam, sedangkan di 2022 lalu hanya sebesar 1.101.808.681 GT per jam.
Direktur Utama SPJM Prasetyadi mengatakan, kinerja yang berhasil diraih ini dipengaruhi oleh peningkatan kegiatan penundaan di pelabuhan. “Jumlah itu tumbuh sebesar 37,36% dari target karena dipengaruhi oleh peningkatan kegiatan penundaan di wilayah pelimpahan Ship To Ship (STS) Musi dan Patimban,” ujarnya.
Lebih lanjut Prasetyadi menyampaikan kinerja di sektor utilitas juga mengalami kenaikan khususnya pada distribusi BBM dan Gas. Kinerja ini merupakan kontribusi cucu perusahaan yaitu PT Pelindo Energi Logistik (PEL) yang mencatat penyaluran BM sebesar 7.560 KL untuk periode sampai dengan April 2023. Bila dibandingkan dengan target tahun ini, angka itu terealisasi sebesar 102,63%. Sedangkan bila dibandingkan dengan tahun lalu (2022), penjualan BBM meningkat sebesar 34,21% YoY. Hal ini disebabkan optimalnya penjualan BBM di wilayah Regional 1 dan 2 oleh PT PEL.
Demikian pula dengan distribusi gas oleh PT LNG, berhasil terealisasi sebesar 63,29% dari target RKAP 2023. Distribusi gas oleh PT LNG ini terealisasi di atas RKAP sampai dengan April 2023, disebabkan serapan volume gas dihitung berdasarkan realisasi serapan gas.
Pada stream peralatan atau equipment, ada beberapa kinerja yang yang tumbuh positif yaitu availability yang terealisasi sebesar 103,62% di atas RKAP untuk periode sampai dengan April 2023. Hal ini disebabkan karena optimalisasi pelaksanaan Full Maintanance Contract (FMC) yang dilaksanakan di beberapa pelabuhan di Regional 4. Kinerja availabilitas sendiri adalah kinerja yang terkait dengan kesiapan peralatan untuk dioperasikan.
Waktu untuk perbaikan peralatan juga mengalami percepatan yang dilaksanakan oleh anak usaha SPJM, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI) dan PT Equiport Inti Indonesia (EII). Yakni Mean Time To Repair (MTTR) terealisir 1,74 jam atau secara signifikan lebih cepat dari angka yang ditargetkan yaitu 5 jam.
Tahun ini lanjut Prasetyadi, pihaknya akan terus menggenjot kinerja Perseroan, di mana Pelindo Jasa Maritim telah menetapkan target RKAP atau Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan untuk tahun 2023. “Kami akan upayakan berbagai terobosan dan inovasi dalam pengelolaan subholding ini. Transformasi pelayanan juga menjadi prioritas kami sehingga layanan untuk stream MEPS benar-benar dapat berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi dan logistik di Indonesia,” tukasnya.
Upaya Peningkatan Kinerja dan Standarisasi
Sementara itu, SPJM melakukan berbagai upaya yang akan dilakukan untuk mencapai target tahun ini, di antaranya yaitu memastikan level pelayanan yang diterima pelanggan dalam kondisi terbaik dengan cara memastikan seluruh sarana dan prasarana lingkup SPJM Group dalam kondisi siap untuk mendukung seluruh kegiatan pelabuhan kelolaan Pelindo se-Indonesia.
Pihaknya juga memberikan pelayanan operasional dengan memperhatikan aspek K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Selanjutnya Perseroan akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi rutin dengan pelanggan baik melalui kegiatan formal seperti pertemuan berkala customer hearing maupun non formal seperti coffee morning di beberapa titik lokasi yang difokuskan.
Kemudian, bersama Pelindo Regional setempat, SPJM mengelola Control Room berbasis teknologi terkini sebagai pusat pelayanan dan pusat koordinasi dalam melayani permintaan pelayanan pelanggan terutama untuk bidang marine.
SPJM juga terus memperbaiki proses bisnis internal melalui inovasi proses bisnis dan teknologi digital.
Sebagai upaya ke eksternal, SPJM melakukan ekspansi bisnis dengan cara menjalin kerja sama pengelolaan terminal-terminal khusus dan bersinergi dengan BUMN maupun anak usahanya. Seperti yang baru saja berjalan beberapa waktu lalu, yaitu sinergi PT BIMA atau Berkah Mesin Industri Angkat bersama PT Pertamina Lubricant untuk pengadaan pelumas untuk internal kebutuhan Pelindo Grup dengan jumlah yang cukup besar. Selain itu pengadaan pelumas ini tentu saja dapat dimanfaatkan layanannya untuk kapal-kapal yang berlayar di seluruh perairan Indonesia.
Dari sisi internal SPJM, telah dilakukan standarisasi marine sebagai komitmen Perseroan untuk mendukung Service Excellent khususnya bidang marine di 37 pelabuhan. Cabang yang menjadi prioritas utama pelaksanaan di tahun ini adalah Belawan, Tanjung Priok, Makassar, Balikpapan, Ambon, dan Sorong. Yang menjadi hightlight dalam standarisasi ini adalah pengembangan kapasitas crewing kapal yang perannya sangat signifikan dalam mendukung layanan kepada pemakai jasa.
Beberapa waktu lalu, Perusahaan telah membuat serangkaian upaya untuk peningkatan kompetensi awak kapal di Cabang Makassar dan Cabang Tanjung Perak, dan berikutnya akan dilakukan kegiatan serupa di Cabang Balikpapan, Ambon, Sorong, dan Cabang Tanjung Priok.(*)