Dirjen PHU Sebut Tiga Opsi Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2021

Dirjen PHU Sebut Tiga Opsi Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2021

Makassar, Upeks.co.id– JAMARAH (Jagong Masalah Umrah dan Haji), adalah suatu perhelatan besar yang telah menjadi agenda tahunan Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Prov. Sulsel untuk mendiskusikan bagaimana upaya peningkataan penyelenggaran haji dan umrah di Indonesia, khusuanya di Sulawesi Selaran.

JAMARAH tahun ini yang mengusung tema “Kebijakan Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada Masa Pandemi Covid-19” digelar di Hotel Claro Makassar, Sabtu, (2/10/2020), dimana Acara ini dibuka secara resmi oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Prof.Dr.H.Nizar Ali, M.Ag. yang juga menjabat selaku Plt. Sekjen Kemenag RI.

Bacaan Lainnya

Diawali dengan laporan panitia pelaksana, yang disampaikan oleh Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Sulsel Dr.H.Kaswad Sartono, M.Ag yang menyebut jargon ini sebagai ijtihad dari Dirjen Prof. Nizar Ali, yaitu sebuah pertemuan semacam tudang sipulung (istilah bugis) untuk mendiskusikan bagaimana peningkataan penyelenggaran haji dan umrah di Indonesia.

Dalam laporannya, Dr. Kaswad menyampaikan bahwa kegiatan JAMARAH ini diikuti oleh 100 orang peserta dari unsur Kakan Kemenag dan Kepala Seksi PHU Kabupaten – Kota se Sulsel, Perwakilan Asosiasi BPIHU, serta pemerhati masalah Haji dan Umrah di Sulsel.

Adapun narasumber pada kegiatan ini, kata Dr.Kaswad, antara lain Dirjen PHU Kemenag RI, Prof, Nisar Ali, Anggota Komisi VIII DPR RI, H.Samsu Niang dan Kakanwil Kemenag Sulsel KH.Khaeroni.

“Semoga kegiatan ini diridhoi dan diberkahi oleh Allah SWT, dan mudah-mudahan dapat memberikan motivasi serta dukungan sebagai upaya untuk meningkatan kualitas pelayanan, pembinaan dan perlindungan, baik perjalanan haji maupun penyelenggaran ibadah umrah terutama di masa pandemi covid 19,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, Kakanwil Kemenag Sulsel Drs.KH.Khaeroni, M.Si, menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada anggota Komisi VIII DPR RI dan Dirjen PHU yang telah berkenan berkunjung ke Makassar dalam rangka silaturrahmi, menyerap aspirasi dan melakukan pembinaan, baik dalam perspektif pembangunan keagamaan maupun kebangsaan.

Khaeroni kemudian membeberkan data jemaah haji Sulsel terkait dengan pembatalan keberangkatan jemaah haji musim haji 2020/1441H, yaitu quota haji 7272 orang, dan yang telah melakukan pelunasan biaya setoran sebanyak 7.067 orang (97%), 205 orang belum melunasi dan 25 orang melakukan penarikan.

Selanjutnya Anggota Komisi VIII DPR RI, Drs.H.Samsu Niang, M.Pd dalam sambutannya secara khusus menyampaikan ucapan selamat datang kepada Kakanwil Kemenag Sulawesi Selatan.

Dia mengungkapkan sanjungannya kepada Dirjen PHU Prof Nizar Ali. “Kita di Komisi VIII sudah lama bersama beliau. Kami paham betul komitmen dan inovasi beliau dalam memberikan pelayanan haji yang berkualitas. Dan anggota DPR wajib turut memperjuangkan itu”, bebernya.

“Apapun yang diminta beliau pasti kami penuhi. Bukan karena ada persekongkolan tapi karena dalam membahas anggaran haji beliau sangat komprehensif dengan pendekatan holistik. Dan ide beliau yang sangat brilian adalah konsep pembagian zona barat, tengah dan timur di tanah suci. Jadi sangat wajarlah kalau beliau jadi Sekjen”, imbuhnya.

Diakhir penyampaiannya, Samsu Niang mengugkapkan bahwa Dirjen sempat bertanya tentang pelantikan Kakanwil baru di Sulsel. “Pak Dirjen bertanya apakah setuju dengan pelantikan Kakanwil di Sulel. Saya bilang karena pak Sekejen orang baik, maka siapa pun yang ditunjuk pasti orang baik pula. Untuk itu Kepada Kakan Kemenag yang hadir tolong pak Kakanwil dibantu dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Agama di Sulawesi Selatan ini”, pungkasnya.

Sementara itu, Dirjen PHU Kemenag RI Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi kegiatan ini, juga mengungkapkan pujiannya kepada Samsu Niang. “Beliau ini istikomah di Komisi VIII. Beliau paling rajin mengikuti rapat dengan Kemenag, bahkan sepanjang tahun beliau hadir terus dan marah jika ada kepentingam Sulawesi Selaran tidak dipenuhi”, ujarnya disambut gemuruh tepuk tangan peserta JAMARAH.

“Chemistrinya kita sama, beliau luar biasa mengawal semua perjuangan kita terutama berbicara terkait agama dan pendidikan keagamaan”, lanjut Prof. Nizar.

Prof. Nizar mengatakan bahwa penyelanggaraan dan pelayanan haji oleh pemerintah Indoneaia progresnya sudah luar biasa, tapi sayangnya tahun 2020 batal. “Indeks kepuasan pelayanan haji itu sudah 85,9 %. Sisanya 14,1 % menjadi PR kita untuk memperbaiki pasa tahun 2021”, sambungnya.

Selepas membuka JAMARAH ini, Prof. Nisar kemudian menyampaikan beberapa opsi atau skema pemberangkatan jemaah haji musim haji 2021 / 1442 Hijriah.

Opsi pertama adalah apabila pandemi covid-19 sudah berakhir maka kuota haji akan kembali normal, yaitu jemaah yang batal berangkat pada tahun ini akan diberangkatkan tahun 2021.

Sedangkan, untuk jemaah yang semula dijadwalkan berangkat tahun 2021 akan mundur ke tahun berikutnya. Kecuali, jika tahun depan Indonesia mendapatkan tambahan kuota.

Opsi kedua, menurutnya, jika pandemi covid-19 belum berakhir namun vaksinnya sudah tersedia maka ibadah haji tetap dilaksanakan. “Yang jadi pertanyaan nantinya adalah biaya vaksin dibebankan kepada siapa”, ucap Prof.Nizar.

Sedangkan opsi terakhir menurut Dirjen PHU ini adalah bahwa jika wabah covid ini belum hilang dan vaksin belum ditemukan maka dalam situasi demikian, kemungkinan pemberangkatan jemaah haji terpaksa ditunda lagi.

Usai sambutan dan arahan Dirjen PHU, acara dilanjutkan dengan dialog atau sesi tanya jawab, dimana pada kesempatan ini 5 Kakan Kemenag mengajukan pertanyaan kepada Prof. Nisar dan H.Samsu Niang.(rls)