JAKARTA, UPEKS.co.id– Huawei sebagai Penyedia Teknologi Informasi dan Komunikasi terkemuka dunia, mendorong terwujudnya transformasi digital di ASEAN. Hal ini dinilai sebagai bentuk kesiapan Huawei menghadapi’ new normal’ pasca pandemi virus corona atau Covid-19.
Penegasan itu disampaikan Huawei dalam acara Global Analyst Summit di Shenzhen, pada 18 hingga 20 Mei 2020 lalu. Dalam event itu dihadiri oleh lebih dari 2.000 analis, key opinion leaders, dan media dari beragam latar belakang dan bidang, seperti telekomunikasi, Internet, dan ekonomi.
Dalam kesempatan itu, sejumlah eksekutif Huawei turut menyampaikan mengenai bagaimana mempercepat pemulihan ekonomi global akibat terjadinya pandemi global Covid-19, melalui pendayagunaan teknologi-teknologi terdepan, seperti 5G, Cloud dan Artificial Intelligence.
Untuk itu, Huawei menegaskan, mendukung dioptimalkannya pemanfaatan teknologi dalam turut memerangi COVID-19. Sebab, penerapan 5G memiliki peran yang signifikan dalam memgakomodasi terlaksananya kondisi ‘new normal’, di mana terjadi perubahan secara besar-besaran dalam setiap aktivitas kehidupan manusia di tengah pandemi ini.
“Melihat indikasi tersebut, serta perubahan perilaku selama era ‘new normal’, masyarakat butuh selalu terkoneksi secara daring selama pandemi Covid-19. Maka penting mendukung terimplementasinya 5G. Ketersediaan spektrum menjadi kunci, kami yakin pemerintah berupaya sedemikian rupa untuk memanajemen alokasi spektrum
5G ini,” ungkap Mohammad Rosidi, ICT Strategy and Business Director, Huawei Indonesia dalam rilisnya, Kamis (21/5/2020).
Sama halnya dengan yang terjadi di Asia Pasifik. Seluruhnya menilai pentingnya dilakukan percepatan pengembangan 5G di kawasan ini. Di Thailand misalnya, telah dibentuk Komite 5G Nasional. Perannya sangat signifikan dalam melakukan koordinasi pengembangan 5G dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di negara tersebut.
Komite tersebut juga bertugas memitigasi semua hambatan yang muncul saat pengambilalihan spektrum-spektrum yang kosong, dari lembaga negara untuk National Broadcasting and Telecommunications Commission (NBTC), dengan kompensasi tertentu sebagai gantinya.
Langkah ini, kata dia, diharapkan mampu meningkatkan kerja sama antara lembaga-lembaga terkait dalam mendukung pengembangan 5G.
Di sisi lain, organisasi-organisasi yang bergerak di bidang industri, seperti GSMA menggarisbawahi bahwa peran teknologi 5G begitu krusial dalam memerangi pandemi ini, sekaligus sebagai tulang punggung bagi percepatan upaya pemulihan ekonomi bangsa.
“Sudah menjadi pengetahuan umum di industri, bahwa TIK dan ekonomi merupakan dua elemen penting yang akan menjadi pilar dalam mendukung proses kerja manusia usai pandemi nanti,” jelasnya.
Selain itu, Huawei juga mendukung dikembangkannya kualitas SDM digital di kawasan regional. Sejak 2013, Huawei Indonesia telah aktif berperan serta dalam memupuk kualitas SDM digital manusia Indonesia, dengan mengadakan pelatihan bagi lebih dari 15.000 profesional di bidang TIK.
Termasuk, melakukan alih pengetahuan bagi lebih dari 5.000 siswa yang menggeluti bidang TIK melalui sejumlah program pelatihan, seperti Huawei Certified Student Training, Seeds for the Future, SmartGen dan Huawei ICT Academy Global Network.
Di kawasan ASEAN, Huawei juga telah membentuk Huawei ASEAN Academy, yang berupa modul pelatihan khusus untuk mendukung peningkatan kualitas SDM digital. Huawei juga telah membentuk Huawei ASEAN Academy di Malaysia, di mana nantinya akan menyasar 50.000 lebih SDM dari berbagai sektor bisnis dan
teknologi dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Sebagai penyedia solusi TIK terkemuka global, Huawei menjadi advokasi untuk dikembangkannya SDM TIK, yang terbuka untuk kemaslahatan semua pihak. Huawei ASEAN Academy menjadi penanda bagi perjalanan Huawei dalam turut membangun SDM TIK, demi mendukung terwujudnya transformasi digital. (eky)