MAKASSAR,UPEKS.co.id— Ketua Syarikat Islam (SI) Sulsel, Dr. Syamsu Rizal MI menghadiri undangan wisuda santri Rumah Quran Angkatan XIII yang digelar di Ballroom Menara Phinisi UNM, Jl. A.P. Pettarani, Minggu (14/1/2024) pagi.
Sebanyak 500 an santri berhasil di wisuda dalam Khatam Quran & Tahfidz Juz 30 Syukuran Tahsin dan Tahfidz MTOS-RQ (Majelis Ta’lim Orang Tua Santri Rumah Qur’an).
Deng Ical dalam sambutannya selaku Ketua Dewan Pembina Rumah Qur’an (RQ) Lembaga Harapan Ummat (LHU) menitip harapannya agar melahirkan anak muda yang berintelektual yang mengenal Al-Qur’an dan mengamalkannya.
“Disisi lainnya anak-anakta’ ini tidak hanya sekadar menuntut ilmu, tetapi paling penting membentuk karakter Islami,” pesan Deng Ical dihadapan santri dan orang tua santri yang mendampingi.
Mantan Wakil Wali Kota Makassar ini mengatakan bahwa menghafal Qur’an merupakan sebuah prestasi yang luar biasa, tidak hadir begitu saja dan tidak semua orang mampu secara istiqomah mempelajari hingga mampu menghapal.
Wisuda Tahfidz bagi santri ini menjadi satu pencapaian yang patut di rayakan, karena selain bermanfaat di dunia juga sebagai bekal kehidupan nanti di akhir hayat.
“Bahkan orang tua akan mendapat mahkota kebesaran dari Allah SWT,” ucap Deng Ical.
Deng Ical juga menyampaikan selamat kepada para santri telah menyelesaikan di RQ dan semoga anak – anak santri mampu menghayati makna yang terkandung dalam Al Qur’an lebih dari sekedar makna tersirat, kemudian pemahaman ini hendaknya di wujudkan dalam perilaku sehari – hari.
Diakhir sambutan Deng Ical mengucapkan terima kasih kepada segenap pimpinan, pengurus, RQ yang telah berperan serta dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui pendidikan berbasis Agama ini.
“Semoga ilmu yang telah diberikan menjadi sebuah amal jariyah yang tidak akan terputus,” ucap Deng Ical dijawab amiinn.
RQ-LHU diketuai Ustadz Muhammad Amir Bakkara berdiri sejak 2013 bertujuan untuk mendorong untuk menjadikan Provinsi Sulsel sebagai daerah agamais. RQ-LHU lembaga berorientasi pada agama ini melahirkan 500 santri setiap tahunnya.
Antusias masyarakat masuk di RQ-LHU sangat tinggi. Terbukti, sejak berdiri 2013 terjadi penambahan santri secara signifikan. Belum lagi, Rumah Quran di Sulsel ada 58 titik yang tersebar di tiga daerah yaitu Makassar, Gowa dan Maros.
“Para pengajar kita itu datang menawarkan diri untuk mengajar quran dan gratis. Ternyata, masih banyak orang yang ingin berbuat tanpa berharap imbalan justru mereka mengeluarkan rejekinya untuk santri,” ungkap Ustad Muhammad Amir.
Metode pengajaran Rumah Quran sudah menggunakan model pembelajaran metode Qiro’ah.
Metode itu salah satu model yang sudah mendapat sertifikasi dari Kemenag sebagai salah satu metode pengajaran Al Qur’an.
Diketahui, saat ini RQ-LHU mengasuh santri sekira 2000-an dari 58 Rumah Quran. Kemudian, didukung oleh 200-an ustadz-ustadzah yang memiliki sertifikat pembelajaran.
Program saat ini adalah meningkatkan keberdayaan pengajar melalui pelatihan wirausaha sosial yang berdasarkan sistem Sirkah ato berbasis syariah. (***)