Hingga September, Aset Perbankan Sulsel Capai Rp168,66 Triliun

  • Whatsapp
Hingga September, Aset Perbankan Sulsel Capai Rp168,66 Triliun

 

PAREPARE, UPEKS.co.id— Kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan hingga posisi September 2022 tumbuh positif. Hal itu ditopang fungsi intermediasi yang tinggi, dan disertai tingkat risiko yang tetap aman.

Bacaan Lainnya

Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Darwisman menjelaskan, sepanjang tahun 2022 ini, kinerja industri perbankan masih tumbuh positif dengan kinerja intermediasi perbankan yang tetap tinggi.

“Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi September 2022 tumbuh 5,07% yoy dengan nominal mencapai Rp168,66 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp165,54 triliun dan aset BPR Rp3,12 triliun,” kata Darwisman, Sabtu (29/10/2022).

Berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp156,73 triliun dan aset perbankan syariah Rp11,93 triliun. Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 116,90% dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,14%.

Sementara itu, aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi yakni 15,35% yoy dengan nominal Rp11,93 triliun. Sedangkan pertumbuhan kredit syariah mencatat pertumbuhan double digit sebesar 20,89% yoy lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 6,18% yoy.

“DPK perbankan syariah mencatat pertumbuhan 7,98% yoy dengan nominal Rp7,99 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 2,85% yoy dengan nominal Rp107,64 triliun,” urainya.

Ia menambahkan, aset BPR tumbuh 1,94% yoy menjadi Rp3,1 triliun, dengan DPK yang tumbuh 7,28% yoy menjadi Rp2,19 triliun, dan dari sisi penyaluran kredit tumbuh double digit 11,63% yoy menjadi Rp2,63 triliun.

Kemudian penyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 7,15% yoy menjadi Rp136,08 triliun, terdiri dari kredit produktif Rp73,61 triliun dan kredit konsumsi Rp62,35 triliun.

Berdasarkan sektor lapangan usaha, sambung dia, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni sektor perdagangan 26,01% (3,23% yoy), sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 5,89% (24,03% yoy), dan sektor konstruksi 4,07% (-2,41% yoy).

Adapun pada sektor bukan lapangan usaha, kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya dan untuk pemilikan rumah tinggal tumbuh masing-masing 0,36% yoy dan 9,20% yoy dengan share masing-masing 19,78% dan 13,95%.

Adapun penghimpunan DPK tumbuh 4,60% dengan nominal Rp110,27 triliun, terdiri dari
giro Rp16,36 triliun, tabungan Rp64,63 triliun, dan deposito Rp29,27 triliun.

“NPL perbankan Sulsel terjaga di level aman 3,14%. Berdasarkan jenis bank, NPL bank
umum sebesar 3,13%, sedangkan NPL BPR sebesar 3,55%,” pungkasnya. (eky)