MAKASSAR, UPEKS.co.id — Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan menggelar dialog kepemudaan.
Temanya, “Menakar Arah Politik Pemuda 2024.” Salah satu narasumber yang hadir adalah Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, Ni’matullah Erbe, SE.Ak yang juga pimpinan DPRD Sulsel.
Dalam paparannya, Ni’matullah mengawali dengan mengingatkan para pemuda soal kondisi bangsa hari ini yang sedang tidak baik-baik saja. Dalam kondisi demikian, satu-satunya harapan adalah pemuda.
“Apalagi kalau kita mencermati berbagai isu penting yang menyangkut kehidupan kita dewasa ini,” ungkapnya.
Antara lain, isu global perubahan iklim. Pemuda, sama sekali tidak boleh abai dengan isu ini. Tidak boleh tidak paham, apalagi tidak punya sikap.
“Isu lain juga adalah bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan,” sebutnya.
Berikutnya, menurut alumni Fakultas Ekonomi Unhas ini, adalah demokrasi. Akhir-akhir ini, muncul ada ketakutan untuk berbicara atau mengkritik. Faktornya adalah banyak ancaman, antara lain terkait UU ITE dan KUHP.
“Belum lagi isu monye politics yang sangat mengkhawatirkan. Ini akan membuat kita sulit mendapatkan wakil rakyat yang berkualitas dan berkapasitas,” ujarnya.
Data KPK, menurut Ulla-panggilan akrabnya—84 persen gubernur, bupati/wali kota yang terpilih itu dibiayai cukong. Akibatnya, kalau mereka terpilih, saat dihadapkan pada pilihan kepentingan rakyat atau kepentingan cukong, maka pilihannya jatuh pada kepentingan cukong.
Sebab, selain tersandera, mereka juga terbebani mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan. “Nah, deretan soal-soal ini harus dipahami pemuda. Harus dibicarakan dan dipahami, karena ini yang akan dihadapi,” pesannya.
Salah satu ironi juga, lanjut Ni’matullah, adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Ini penting tapi cenderung diabaikan pemerintah belakangan ini. Pemerintah lebih lancar bicara pembangunan infrastruktur.
“Akhirnya kita kehilangan fokus. Manusia tidak diurus, yang diurus justru barang-barang,” sebutnya.
Pasca Covid-19, lanjut Ni’matullah, pemerintah gencar dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Sayangnya, itu isinya jalan dan jembatan. Tidak ada pembangunan SDM.
“Kalau pemuda tidak cakap, tidak punya gagasan terkait hal-hal ini, lalu masuk politik, yakin dan percaya, Anda hanya akan jadi followers. Karena yang bisa mengubah itu semua adalah pemuda yang punya gagasan,” tegasnya.
Tapi, kalau memang punya gagasan, maka basis isu yang ditawarkan adalah perubahan dan regenerasi. Para pemimpin saat ini di semua level, sudahlah. Saatnya ganti generasi.
“Kami di Partai Demokrat sangat siap dengan isu ini. Kami siap mewadahi. Karena Ketua Umum kami di Partai Demokrat, Mas AHY itu juga muda dan mengusung semangat perubahan,” jelasnya. (#)