Ramadhan Bulan Muhasabah

Ramadhan Bulan Muhasabah

 

Penulis : Abd. Rauf, Lc
(Penghulu Ahli Madya Bontoala Kota Makassar)

Bacaan Lainnya

Muhasabah berarti evaluasi diri, menghitung diri, menghitung-hitung amal perbuatan dengan tujuan memperbaiki diri serta mengingatkan kembali akan tujuan diri diciptakan oleh Allah SWT. Muhasabah diperintahkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”  (Al Hasyr: 18.) 

Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini mengatakan: Timbanglah dirimu sebelum ditimbang, dan lihatlah apa yang telah kamu tabung untuk dirimu dari amal-amal saleh ketika kamu kembali pada Tuhanmu dan ketika kalian diperhadapkan kepada Tuhan. Kemudian beliau mengutip ucapan Umar bin Khattab ra. :

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وزنوا أنفسكم قبل أن توزنوا فإنه أهون عليكم في الحساب غدا أن تحاسبوا أنفسكم اليوم وتزينوا للعرض الأكبر يومئذ تعرضون لا تخفى منكم خافية

Artinya: “Hitunglah dirimu sebelum kau dihitung, timbanglah dirimu sebelum kamu ditimbang  karena hal itu akan memudahkan hisabmu kelak, dan bersiap-siaplah untuk hari dimana semua dipaparkan tidak ada lagi yang disembunyikan.” (HR. Ahmad)

Dimensi yang paling terkait dengan muhasabah adalah waktu. Itu dikarenakan muhasabah biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti akhir tahun, akhir musim ibadah, skali sepekan, tengah malam bisa pula bersifat harian sebagaimana diriwayatkan dari beberapa ulama salaf. Diantara mereka ada yang selalu melakukan muhasabatunnafs setiap kali menjelang tidur malamnya. Mereka menghitung dan mengevaluasi diri, apa saja yang telah dilakukan pada hari itu sejak terjaga sampai tidur kembali.

Mengevalauasi pemanfaatan waktu penting dilakukan setiap saat, apalagi di Bulan Ramadhan. Kita menginginkan tidak ada sedetikpun waktu berlalu di bulan mulia ini kecuali ada buah kebaikan dan amal shalih di dalamnya. Waktu jika telah berlalu tidak mungkin kembali. Kata Hasan al-Basri, ”Tiada hari tanpa menyeru, ‘Hai, anak Adam, aku adalah mahluk baru, dan aku menjadi saksi terhadap amalmu. Maka, berbekallah denganku, sebab jika aku sudah lewat, tak mungkin bisa kembali sampai hari kiamat’.” Dia juga berkata: ”Hai anak Adam, sesungguhnya hidup kamu adalah himpunan hari-hari. Setiap hari milikmu itu pergi, berarti pergilah sebagian darimu.”

Ramadhan sebagai bulan ibadah adalah waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah. Pada bulan ini seorang muslim mengevaluasi dirinya. Pada saat kita sedang berpuasa hati menjadi lebih khusyuk, lebih jernih melihat diri. Pada saat berpuasa fikiran lebih terbuka, lebih siap menerima kebenaran karena hati nurani lebih hidup.

Muhasabah yang efektif disebutkan Ibnu Qayyim Al Jauziyah harus melewati empat tahapan sebagai berikut:

  1. Memulai dengan hal-hal yang Fardu, jika dia melihat ada kekurangan segera diperbaiki 
  2. Kemudian larangan-larangan Allah. Jika dia mengetahui ada yang pernah dilanggar atau dilakukannya segera bertaubat dan beristigfar dan melakukan kebaikan yang menghapus dosa-dosa 
  3. Mengevaluasi diri atas kelalaian-kelalaian.
  4. Mengevaluasi seluruh anggota tubuh, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki akan hal-hal yang pernah dilakukannya.

Muhasabah di bulan Ramadhan sangat penting untuk dilakukan sebab bulan  ramadhan adalah bulan yang akan mewarnai kehidupan seorang muslim pada sebelas bulan lainnya. Setiap hari, pekan, bulan dan tahun harus di muhasabah. Jika ada kehilafan jangan sampai ada yang terulang. Jika ada kebaikan, dilanjutkan dan sedapat mungkin ditingkatkan dari waktu ke waktu. Muhasabah adalah proses evaluasi dalam rangka peningkatan kwalitas pribadi, akhlak, iman dan takwa kepada Allah SWT, kini dan esok. (*)