Kinerja Perusahaan Kian Moncer, Kontribusi ke Pendapatan Negara Lebih Maksimal

Kinerja Perusahaan Kian Moncer, Kontribusi ke Pendapatan Negara Lebih Maksimal
BONGKAR MUAT. Pasca merger, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 mencatat, jumlah bongkar muat barang di seluruh pelabuhan kelolaan di wilayah timur Indonesia mencapai sebesar 168,24% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

DUA TAHUN PERJALANAN PELINDO MENUJU EKOSISTEM MARITIM TERINTEGRASI

 

Bacaan Lainnya

“PENGGABUNGAN atau merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo pada 1 Oktober 2021 lalu merupakan langkah penting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional. Namun tetap dalam kerangka konstitusi,” Menteri BUMN Erick Thohir.

 

LAPORAN: MAHATIR MAHBUB

Pelindo adalah perusahaan yang terbentuk dari penggabungan empat perusahaan pelabuhan nasional yaitu PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero) serta PT Pelindo IV (Persero).

Pelindo menjadi perusahaan yang terintegrasi karena inisiatif strategis pemerintah menjadi pemegang saham untuk mewujudkan konektivitas nasional serta jaringan ekosistem logistik yang lebih kuat.

Konektivitas maritim mempertinggi konektivitas antarpelabuhan domestik dan mancanegara. Salah satu cara terbaik untuk memperkuat fondasi perusahaan sesuai dengan konstitusi hukumnya adalah melalui penggabungan usaha.

Pasalnya, strategi merger yang dilakukan diharapkan dapat mempercepat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Keputusan penggabungan Pelindo merupakan langkah untuk meningkatkan akses ke pasar dan teknologi global, mencapai efisiensi operasional, mendorong inovasi, berbagi sumber daya dan mengurangi biaya logistik domestik.

Setelah penggabungan Pelindo, ada dampak yang dirasakan seperti peningkatan efisiensi serta produktivitas dalam kinerja operasional pelabuhan. Selain itu, efek positif dari merger akan tercermin dalam penerapannya terhadap kinerja perusahaan.

Di mana kinerja perusahaan Pelindo terjadi peningkatan pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dibuktikan dengan peningkatan arus barang, baik peti kemas maupun yang bukan peti kemas.

Kemudian, upaya Pelindo untuk menekan biaya logistik dalam negeri dilakukan dengan meningkatkan produktivitas bongkar muat serta mengurangi waktu yang dihabiskan dalam port stay dan docking kapal di pelabuhan.

Menteri BUMN Erick dalam Orasi Ilmiah berjudul ‘Eternitas Transformasi BUMN’ pada saat Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Brawijaya dalam Rangka Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan dalam Bidang Manajemen Strategi, menegaskan bahwa salah satu fokus utama Pelindo pascamerger adalah transformasi operasional melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan yang ditunjang peningkatan kapabilitas sumber daya serta transformasi proses bisnis.

“Hasil transformasi ini mulai terlihat setelah merger berjalan. Ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan,” papar Erick.

Hal itu, kata Erick, terukur dari waktu sandar dan waktu bongkar muat yang semakin pendek. Dampaknya, biaya operasional makin efisien, sehingga diharapkan trafik kapal dapat meningkat.

Sementata itu, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja moncer pasca merger. Pelindo berhasil melakukan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp 1,3 triliun sepanjang 2022.

Arif Suhartono mengatakan, capaian ini merupakan cerminan manfaat dari penggabungan Pelindo yang hanya dapat diperoleh melalui sinergi antarentitas Pelindo Group.”Sehingga pengelolaan segenap sumber daya perusahaan dapat dilakukan secara lebih efisien serta memberikan kontribusi pendapatan bagi negara yang maksimal,” katanya di Jakarta, Kamis (13/04/2023) lalu.

Arif mengungkapkan, salah satu bukti manfaat pascamerger yaitu, adanya peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Di mana peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay (waktu sandar kapal di pelabuhan) yang diukur dengan jumlah hari.

Arif mencontohkan di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat. Dari 20 boks per kapal per jam hingga 60 boks per kapal per jam dalam kondisi optimum.

Kecepatan bongkar muat itu, kata Arif, membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari. Arif menambahkan, peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Makassar dan Terminal Makassar New Port. Di mana waktu sandar dapat berkurang dari dua menjadi satu hari.

Peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon. Di mana kecepatan bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 34 boks dalam kondisi optimum.

Dampaknya, jumlah waktu sandar kapal dapat terpangkas menjadi dua bahkan satu hari. Menurutnya, seluruh pelabuhan yang dikelola Pelindo terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, peningkatan kompetensi dan knowledge.

“Bagi pelanggan, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay dapat membantu penghematan biaya sewa dan operasional kapal. Bagi perusahaan shipping line pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim,” ujarnya.

Secara keseluruhan, kata Arif, peningkatan produktivitas operasional Pelindo bisa terlihat dalam kinerja perseroan tahun 2022. Arus peti kemas tercatat sebesar 17,2 juta twenty foot equivalent unit (TEUs) atau naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara, untuk arus barang mencapai 160 juta ton dengan kenaikan 9%, arus kapal mencapai 1,2 miliar gross ton (GT) meningkat 1%, dan arus penumpang menembus 15 juta orang dengan kenaikan 86% dibandingkan periode yang sama.

Selain operasional lebih rendah, Pelindo juga melakukan integrasi antara pelabuhan dengan kawasan industri, sehingga menciptakan biaya logistik yang lebih efisien. Saat ini, sedang diselesaikan pembangunan Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) yang dibangun untuk meningkatkan konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok dan Area Hinterland/Kawasan Industri di timur Jakarta.

Langkah ini diharapkan akan mengurangi risiko kongesti di jalan eksisting, sehingga dapat memberikan layanan logistik yang lebih efisien.

“Kami akan melanjutkan program pasca merger untuk membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat terutama bagi Indonesia. Di 2023, kami memiliki beberapa fokus utama salah satunya melanjutkan transformasi pelabuhan melalui kegiatan standarisasi dan sistemisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan,” jelasnya.

 

Pelindo Regional 4 Catat Bongkar Muat Barang Capai 168,24%

Pasca merger, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4, fokus pada implementasi change management yang bertujuan pada standar nasional dengan berdasarkan pada planning dan controlling serta kerja sama dengan subholding.

Pelindo Regional 4 mencatat, jumlah bongkar muat barang di seluruh pelabuhan kelolaan di wilayah timur Indonesia mencapai sebesar 168,24% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sampai dengan April 2023, jumlah barang yang turun dan naik dari atas kapal pada pelabuhan-pelabuhan di Regional 4 sebanyak 14.904.734 ton/m3. Tentunya kelancaran distribusi barang di seluruh pelabuhan yang terdapat di 11 provinsi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) ini memantik pencapaian yang cukup siginifikan tersebut.

Namun tak hanya bongkar muat barang, sampai dengan April 2023 atau pada kuartal pertama tahun ini Pelindo Regional 4 juga mencatat bahwa arus penumpang juga mengalami capaian yang cukup tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022 lalu.

Di mana jumlah penumpang naik dan turun di pelabuhan kelolaan Pelindo di Regional 4 tercatat sebanyak 1.936.723 orang atau mencapai sebesar 129,79% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis mengatakan, peningkatan kinerja tersebut tentu juga didukung oleh percepatan port stay dan cargo stay yang semakin menunjukkan perubahan signifikan di seluruh pelabuhan kelolaan utamanya di Regional 4.

Hal itu, menurut Enriany Muis, berdampak pada kinerja pelabuhan. Dia mencontohkan, saat ini di Pelabuhan Ambon, port stay yang tadinya 3 hari, kini telah berkurang menjadi hanya 1 ½ hari. Kemudian juga di Pelabuhan Makassar, sebelumnya port stay-nya 2 hari, saat ini menjadi hanya 1 hari dan di Pelabuhan Tolitoli dari tiga hari menjadi dua hari.

“Melalui semua upaya yang sudah dilakukan Perseroan, diharapkan imbas terbesar adalah terhadap perekonomian daerah maupun nasional yang tentunya akan berdampak pula pada kehidupan sosial masyarakat,” terangnya.

 

Mudahkan Pengguna Jasa Lewat Aplikasi PTOS-M

Pasca merger, upaya menurunkan cargo stay dan port stay di semua pelabuhan kelolaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 terus dilakukan. Salah satunya, lewat Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) yang baru saja melakukan Go-Live sebuah aplikasi, namanya Pelindo Terminal Operation System Multipurpose (PTOS-M).

Aplikasi besutan Pelindo melalui anak usahanya ini untuk mempersingkat waktu port stay, cargo stay, hingga meminimalisir terjadinya pungutan liar (pungli) di lingkungan pelabuhan.

“Semangat hadirnya aplikasi ini, guna penyatuan standardisasi pelayanan di seluruh wilayah kerja pasca-merger Pelindo. Termasuk di Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar, wilayah kerja Pelindo Regional 4,” terang Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis, Sabtu (02/09/2023).

Enriany menjelaskan, saat ini Pelabuhan Soekarno Hatta merupakan pelabuhan paling sibuk di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tidak hanya dari sisi penumpang yang naik dan turun di pelabuhan yang telah memiliki fasilitas terminal penumpang terlengkap, tetapi juga dari sisi arus barang yang keluar masuk dengan kapal yang mengangkut kontainer maupun kapal-kapal pengangkut barang curah kering dan cair.

Enriany menuturkan, konsep digital Pelindo Terminal Operation System Multipurpose (PTOS-M) maupun beberapa aplikasi lainnya yang sudah diterapkan di pelabuhan kelolaan Pelindo di Regional 4 tak hanya untuk menguntungkan Pelindo semata. Namun juga tentu saja pengguna jasa sebagai customer.

“Karena dengan konsep digital seperti ini, pengguna jasa tidak perlu lagi menggunakan uang tunai sebagai pembayaran. Karena transaksi sudah bisa dilakukan di mana saja tanpa harus bertatap muka langsung,” tuturnya.

Implementasi sistem digital ini merupakan semangat dan upaya Pelindo Group dalam mencegah ruang terjadinya korupsi. “Pembenahan di seluruh aspek tak terhindarkan. Proses-proses yang sebelumnya manual dan transaksional di pelabuhan, perlahan berganti menjadi sistem digital,” ucapnya.

Pengaplikasian sistem digitalisasi juga merupakan upaya standardisasi operasional Pelindo Group khususnya di Regional 4, guna memacu kinerja dan menyajikan layanan terbaik kepada seluruh pengguna jasa.

Enriany juga menyebutkan, Pelindo Regional 4 kini telah mencapai standardisasi pola operasi dan digitalisasi pelayanan. Standardisasi pola operasi yaitu dengan peningkatan pola kerja optimalisasi peti kemas menjadi 7 kali 24 jam alias setiap hari kerja.

“Dampaknya adalah peningkatan produktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas (TPK) Makassar dan TPK Ambon, dari 35 boks perjam perkapal menjadi 50 boks perjam perkapal sehingga port stay menjadi 1 hari, dari sebelumnya 2 hari,” tukasnya.

Sementara digitalisasi pelayanan dilakukan dengan implementasi beberapa aplikasi, yaitu di antaranya Phinisi, PTOS-M, dan Tonus. “Salah satu tujuan penting digitalisasi ini adalah untuk meminimalisir pungutan liar karena tidak ada lagi pembayaran secara tunai,” paparnya.

Standarisasi Pelayanan Division Head Operasi Pelindo Regional 4, Yusida M. Palesang menambahkan, untuk mendukung pencapaian kinerja yang optimal, pihaknya juga telah melakukan standarisasi pelayanan dan digitalisasi.

Digitalisasi menurut Yusida, membuat pelayanan yang dilakukan di semua pelabuhan berjalan dengan semakin cepat dan lebih efisien. Adapun implementasi digitalisasi yang dilakukan yaitu penerapan aplikasi untuk pelayanan kapal yaitu Phinisi, yang digunakan secara seragam di seluruh pelabuhan di Indonesia. Di mana implementasinya akan dilaksanakan secara bertahap. (#)