KOLAKA,UPEKS.co.id— Organisasi masyarakat Tolaki Mekongga yang tergabung dalam delapan Organisasi Tamalaki kembali melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Kolaka pada (17/7/2023). Massa Tamalaki dengan ciri kas memakai kostum warna dan ikat kepala serba merah dan membawa parang juga dibalut dengan kain merah sebagai simbol budaya.
Massa Tamalaki berorasi beberapa saat di depan gedung DPRD Kolaka, akhirnya diterima oleh Ketua Komisi III DPRD Kolaka dr. Hakim Nur Mampa beserta anggota Hj Asmani Arief, Ajib Masjid dan Rahman berlangsung di lantai II gedung DPRD Kolaka. Tiga perusahaan tambang ikut berdialog dengan massa Tamalaki yakni perusakan PT Antam Kolaka, PT Indonesia Park Industri Pomalaa(IPIP) dan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI). Ketiga perusahaan tambang tersebut masing-masing diwakili oleh External Relation Manager.
Dalam dialog tersebut tuntutan massa Tamalaki adalah bagaimana supaya tenaga kerja lokal(masyarakat adat lebih diprioritaskan untuk bekerja di semua perusahaan-perusahaan tambang tersebut meskipun dengan skil yang minim. “Kami berharap kepada ketiga perusahaan agar lebih memprioritaskan penerimaan tenga kerja lokal khususnya masyarakat adat meskipun dengan skil yang minim, tetapi pihak perusahaan kan bisa memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,” ungkap Jabir salah seorang koordinator aksi Tamalaki.
Selain itu Jabir juga meminta kepada semua perusahaan tambang agar dana Corporate Social Responsibilty (CSR) yang selama digunakan bisa dijelaskan secara transparan penggunaannya apa saja.” Kami berharap juga agar dari pihak perusahaan bisa mengalokasikan dari dana CSR tersebut untuk pembinaan organisasi masyarakat adat Tamalaki,” ujarnya.
Sementara dari pihak IPIP melalui External Relation mengungkapkan bahwa perusahaan IPIP baru ada dua tahun.
“Jadi kami belum melakukan aktifitas, kami baru melakukan pembebasan tanah masyarakat seluas 11 ribu hektar untuk dijadikan pembangunan kantor, tetapi yang jelas IPIP nanti akan merekrut tenaga kerja lokal dalam jumlah yang besar, ” ungkapnya.
Begitupun halnya dengan Deputi External Relation CNI, mengungkapkan bahwa saat ini pihak Ceria sedang memprogres pembangunan pabrik smelter, yang insyah Allah di tahun 2024 sudah bisa terwujud.
“Kalau tenaga kerja yang di CNI sekarang sebanyak dua ribuan orang, ada 70 persen tenaga kerja lokal, serta melakukan pemberdayaan kepada tiga kecamatan yang ada disekitar wilayah pertambangan,” ungkapnya.
Dalam dialog tersebut salah seorang Ketum Organisasi Tamalaki Sonny, juga mempertanyakan kepada pihak CNI terkait saham Pemda Kolaka sebesar 17,8 persen. Namun pembahasannya tidak ditindak lanjuti karena banyaknya sejumlah usulan dibicarakan nantinya bisa disepakati oleh pihak perusahaan dengan Tamalaki. Aksi ini turut pula dihadiri Kadis Nakertrans Kolaka H Andi Pangoriseng.(pil)