MAKASSAR,UPEKS.co.id— Perkembangan kinerja perbankan di Sulawesi Selatan posisi April 2022 tumbuh positif, ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman.
Menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Darwisman, hingga posisi April 2022, total aset perbankan di Sulsel tercatat positif dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6,09% yoy dengan nominal mencapai Rp166,51 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang tercatat sebesar 5,01%.
Kemudian, penghimpunan dana pihak ketiga Sulsel tumbuh positif sebesar 5,50% dengan nominal Rp113,87 triliun. Demikian pula penyaluran kredit yang tumbuh 4,97% yoy dengan nominal Rp131,85 triliun.
“Di tengah kondisi pandemi, indikator fungsi intermediasi yang tercermin dari rasio LDR tercatat sebesar 114,98%, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga sebesar 3,57%,” jelas Darwisman.
Berdasarkan kegiatan usaha, sambung dia, share aset perbankan di Sulsel masih didominasi oleh bank konvensional sebesar 93,24%, sementara aset perbankan syariah tercatat sebesar 6,76%.
Namun demikian, share aset perbankan syariah di Sulsel lebih tinggi dibandingkan share aset perbankan syariah secara nasional yakni sebesar 6,70%.
Sedangkan berdasarkan jenis penggunaan, kredit produktif tumbuh 5,82% secara yoy dengan nominal mencapai Rp70,80 triliun dan kredit konsumtif tumbuh 4,01% secara yoy dengan nominal mencapai Rp61,05 triliun.
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi oleh sektor perdangan besar dan eceran sebesar Rp35,46 triliun (26,89%), sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp9,31 triliun (7,06%), dan sektor industri pengolahan sebesar Rp5,29 triliun (4,01%).
Berdasarkan PDRB, lapangan usaha yang mendominasi di Sulsel adalah sektor pertanian dengan share 19,49% dan sektor pengolahan dengan share sebesar 14,21%.
“Masih terdapat ruang bagi Lembaga Jasa Keuangan untuk melakukan penyaluran kredit kepada sektor-sektor dimaksud, dan OJK senantiasa mendorong percepatan akses keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),” pungkasnya.
Khusus untuk kredit UMKM, mengalami pertumbuhan sebesar 24,86% dengan nominal mencapai Rp51,80 triliun dan rasio NPL tercatat sebesar 4,74%.
Adapun pangsa pasar kredit UMKM mencapai 40,07% dari total kredit dengan tumlah debitur 877.207rekening. Secara agregat penyaluran kredit UMKM Sulsel telah mencapai target yakni sebesar 30%, OJK akan terus mendorong pemenuhan rasio kredit UMKM sebesar 30% di level individu Bank secara bertahap sampai 2024. (eky)