Jalin Kerja Sama, Universitas Patria Artha dan Akademi Keuangan Perbankan Widya Buana Teken MoU

Jalin Kerja Sama, Universitas Patria Artha dan Akademi Keuangan Perbankan Widya Buana Teken MoU

MAKASSAR, UPEKS.co.id– Universitas Patria Artha (UPA) Makassar bersama Akademi Keuangan Perbankan (AKP) Widya Buana jalin kerja sama dengan melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) di Kampus UPA, Sabtu (19/6/2021).

Rektor Universitas Patria Artha, Bastian Lubis menuturkan MoU tersebut dalam rangka pelatihan sekaligus sertifikasi terkait pengelolaan keuangan para aparat Pemerintah Desa (Pemdes), khususnya di wilayah kerja Jawa Tengah (Jateng).

Bacaan Lainnya

Bastian sapaannya mengatakan setiap tahun secara nasional anggaran dana desa sebesar Rp94,8 triliun. Olehnya sangat diperlukan pelatihan.

“Kerja sama tentang perbankan dan keuangan. Tiap tahunnya ini kan anggaran desa itu Rp 94,8 triliun. Ini sebenarnya aparat desa kalau dilatih kompetensi ini akan mencegah pemborosan keuangan negara,” tandas Bastian Lubis.

Ia menjelaskan bahwa UPA siap terlibat dalam pelatihan tersebut. Agar aparat desa tersertifikasi dan mampu mengelola keuangan desa.

“Ada satu multiflayer effect yang akan berdampak kepada pembangunan ekonominya, Karena sudut pandang kita adalah bagaimana menciptakan ekonomi setelah pandemi,” ujarnya.

Sedangkan, Direktur AKP Widya Buana Semarang Yudhi Kurniawan menjelaskan melalui MoU tersebut dapat menjawab persoalan pengelolaan keuangan di desa-desa, khususnya di Jawa Tengah.

Ia mengaku penandatanganan MoU tersebut merupakan inisiatif dari pihaknya melakukan pelatihan tersebut yang rencananya akan dibuka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Sehingga muncul gagasan sekalian semuanya dilakukan pelatihan pengelolaan keuangan desa supaya aman dari sisi hukum dan keuangan,” katanya.

Lebih jauh, Yudhi mengatakan, bahwa pelatihan sertifikasi pengelolaan keuangan desa itu rupanya mendapatkan respons positif para aparat desa, hingga hari ini sudah ada 1.200 Pemdes ajukan pendaftaran. Hanya saja untuk saat ini kuota yang ada 100-200 desa.

“Kegiatan ini kita buat di Jawa Tengah, ini bertahap. 100 sampai 200, tapi laporan di Jawa Tengah hari ini sudah ada 1.200 siap untuk mendaftar, tapi jatah kita 100-200 dulu. Ini sebuah peluang dan kesempatan,” tutupnya. (Rasak).

 

Pos terkait