MAKASSAR, Upeks.co.id — Perguruan tinggi di Indonesia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan era globalisasi. Transformasi digital menjadi alternatif dalam upaya meningkatkan posisi sebagai World Class University (WCU). Status WCU menjadi isu menarik pada periodesasi pergantian kepemimpinan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar saat ini.
Suksesi tahapan pergantian Rektor Unhas sementara berjalan. Dari delapan bakal calon yang resmi mendaftar, Dekan Fakultas Hukum Unhas Prof. Dr. Farida Patittingi, SH, M.Hum merupakan salah satu sosok yang paling diunggulkan. Ditemui di ruangan kerjanya, perempuan kelahiran Bone, 26 Juni 1967 ini memaparkan konsep pandangan pemikirannya tentang upaya peningkatan posisi Unhas sebagai WCU.
Salah satu hal penting yang harus disiapkan untuk meningkatkan posisi Unhas sebagai WCU adalah kesiapan infrastruktur Information and Communication Technology (ICT) yang komprehensif. Program Smart Campus, merupakan salah satu aspek vital yang akan menunjang proses layanan kampus baik akademik maupun non akademik, tutur kak Ida sapaan akrab Prof. Farida.
Lebih lanjut, Dekan Fakultas Hukum dua periode itu menuturkan, bahwa ketergantungan akan teknologi informasi merupakan sesuatu yang sangat sulit dihindari pada era serba digital seperti saat ini. Saya kira selama ini Unhas dibawah kepemimpinan Rektor Prof. Dwia sangat responsif dalam menjawab tantangan tersebut. Salah satu bukti nyata adalah sejak tahun 2016 silam Unhas telah melaunching program Smart Campus.
Beberapa layanan aplikasi digital saat ini telah digunakan di Unhas, diantaranya Neosia, Sistem Kelola Pembelajaran (SIKOLA), SIM LPPM UH, e-kinerja dan beberapa aplikasi yang lain. Dalam rangka menunjang beberapa aplikasi tersebut, di Fakultas Hukum sendiri sejak tahun 2016 telah didesain aplikasi khusus Law Information System (LIS). Aplikasi tersebut merupakan suatu layanan digital khusus yang digunakan oleh civitas akademika Fakultas Hukum Unhas dalam menunjang kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Semua kelengkapan dokumen untuk proses administrasi mahasiswa dapat dilakukan secara online. Bahkan dalam aplikasi LIS tersebut disediakan beberapa fitur layanan tambahan, seperti halnya interaksi dosen-mahasiswa dalam hal persetujuan kesediaan pembimbingan maupun transkrip nilai akademik mahasiswa yang juga dapat di unduh dari sistem tersebut.
Dengan beberapa layanan digital yang ada saat ini, tentu harus terus kita kembangkan untuk menyesuaikan kebutuhan dan yang terpenting adalah semua layanan berbasis digital yang ada di Unhas harus saling terintegrasi, sehingga semua data yang ada harus terekam dalam big data Unhas. Saya kira jika kita punya big data, tentu akan memudahkan dalam hal monitoring dan evaluasi capaian, sehingga akan mendukung dalam setiap pengambilan kebijakan, sambung mantan pembantu Dekan III Fakuktas Hukum Unhas.
Perempuan yang pernah meraih penghargaan sebagai Inspirational Individual for Women’s Leadership dari HELM’s Program for “Women’s Leadership in Higher Education”, Kerjasama Ditjen DIKTI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan USAID/HELM (Higher Education Leadership and Management) pada 2013 lalu, menambahkan bahwa transformasi digital dalam dunia Perguruan tinggi merupakan kemutlakan. Konsekuensi revolusi industri 4.0 menuntut layanan kampus untuk menyesuaikan diri dalam menerapkan layanan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian Insya Allah saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kemajuan Unhas, salah satu diantaranya adalah program Smart Campus apabila diberi amanah menjadi Rektor.(rls)