Polewali Mandar, Upeks– Melalui program Desa Bangkit Sejahtera (DBS), LAZ Hadji Kalla memperluas wilayah desa binaan di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, dengan menambahkan dua desa binaan baru yaitu Desa Daala Timur dan Desa Patambanua di Kecamatan Bulo. Sehingga di tahun 2024 ini, desa binaan LAZ Hadji Kalla di Sulawesi Barat menjadi 4 desa, dimana dua desa binaan sebelumnya Desa Suruang dan Desa Sumarrang di Kecamatan Campalagian, merupakan desa binaan LAZ Hadji Kalla sejak tahun 2023 lalu.
Kedua desa baru tersebut dipilih setelah melalui proses seleksi internal yang relatif ketat. Indikator seleksi desa yang digunakan adalah Jumlah Individu Miskin Ekstrim (IME) masing-masing desa, desa yang memiliki warga atau individu yang tercatat sebagai Miskin Ekstrim di atas 50% dari total jumlah penduduk desa, akan menjadi calon desa yang layak untuk diikutkan seleksi. Kemudian seleksi dilanjutkan dengan melakukan survey atau observasi langsung ke lokasi. Desa yang kondisinya paling membutuhkan bantuan pendampingan pemberdayaan, akan dipilih menjadi desa dampingan LAZ Hadji Kalla.
Program Desa Bangkit Sejahtera sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan menunjang tercapainya kesejahteraan hidup bagi kelompok penerima manfaat.
Erny Rachmi Nurdin, Program Manager Bidang Community Development LAZ Hadji Kalla menyampaikan salah satu bentuk bantuan yang telah diberikan di salah satu desa binaan di Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat berupa pelatihan pembuatan pakan ternak alternatif di Desa Suruang yang bertujuan untuk mengatasi problematika sulitnya mendapatkan pakan bagi ternak kambing di musim kemarau. Untuk memudahkan peternak dalam membuat pakan, LAZ Hadji Kalla memberikan bantuan Mesin Pencacah Rumput kepada kelompok peternak binaan di Desa Suruang ini, agar ke depan makin memudahkan mereka dalam mengolah pakan untuk ternak mereka”.
“Rangkaian dari program ini, LAZ Hadji Kalla juga menyerahkan bantuan berupa Indukan Kambing varietas unggul kepada peternak yang memenuhi syarat dan dianggap layak untuk menerima bantuan ternak tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi kelompok penerima manfaat melalui pengelolaan ternak yang lebih baik dan berkelanjutan sehingga ketahanan ekonomi warga bisa menjadi lebih kuat,” ungkapnya.
Selama pelatihan, warga diajarkan cara memanfaatkan bahan-bahan lokal yang mudah didapat untuk dijadikan pakan alternatif. Bahan-bahan seperti jerami, daun lamtoro, dan limbah pertanian lainnya diolah menjadi pakan yang bergizi untuk kambing. Teknik ini tidak hanya efektif dari segi biaya, tetapi juga ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah pertanian yang ada di desa.
Jumlah desa binaan LAZ Hadji Kalla di tahun 2024 ini telah telah tercatat sebanyak 17 desa yang tersebar di 4 provinsi, diantaranya 4 desa di provinsi Sulawesi Barat, 6 desa di provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari Desa Toddolimae Maros, Desa Bababinanga Pinrang, Desa Parombean Enrekang, Desa Bonelemo Utara Luwu, Kelurahan Bonto Rannu Jeneponto dan Desa Bonto Tiro Jeneponto. Kemudian 4 desa di provinsi Sulawesi Tengah yang terdiri dari Desa Rano Donggala, Desa Manimbaya Donggala, Desa Powelua Donggala dan Desa Tosale Donggala. Serta 3 desa di provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari Desa Wisata Kolo Wakatobi, Desa Kabita Togo Wakatobi dan Desa Kapota Utara Wakatobi.
Program Desa Bangkit Sejahtera yang telah dijalankan selama ini tidak hanya berhasil meningkatkan kapabilitas warga desa binaan namun juga telah berhasil meningkatkan kualitas ekonomi mereka dengan peningkatan kuantitas & kualitas hasil panen budidaya komuditi potensial, menciptakan sumber penghasilan baru dengan produksi olahan komuditi, perbaikan kualitas pendidikan, peningkatan ketrampilan, perbaikan kualitas kesehatan serta membantu mitigasi bencana banjir & tanah longsor desa.
Dengan komitmen yang kuat dari LAZ Hadji Kalla dan dukungan dari berbagai pihak, program Desa Bangkit Sejahtera di Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, Tengah & Tenggara diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan desa yang sukses dan dapat direplikasi di daerah-daerah lain. (*)