Kendalikan Inflasi Desember, Pj Gubernur Intensifkan Peninjauan Pasar Tradisional

Kendalikan Inflasi Desember, Pj Gubernur Intensifkan Peninjauan Pasar Tradisional

MAKASSAR,UPEKS.co.id— Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin semakin intens melakukan peninjauan dan operasi pasar. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi Desember, yang memasuki momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Terbaru, Pj Gubernur Bahtiar kembali meninjau stok dan harga kebutuhan bahan pokok jelang Nataru, di pasar tradisional Pannampu Makassar, Rabu (13/12/2023). Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur didampingi oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulsel.

Bacaan Lainnya

“Secara umum harga kebutuhan pokok masih stabil,” kata Bahtiar.

Khusus komoditi cabai yang menjadi salah satu penyebab inflasi, Bahtiar menemukan terjadi penurunan harga. Jika sebelumnya Rp90 ribu per kg, hari ini turun menjadi Rp70 ribu per kg.

“Dibandingkan daerah lain Rp130 ribu, kita lumayan lebih baik. Masalah cabai ini harus kita selesaikan tahun depan,” ujarnya.

Peninjauan ini, kata Bahtiar, untuk mempertahankan capaian inflasi Sulsel yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai 2,86 persen. Angka inflasi ini mencatatkan rekor sebagai angka inflasi yang terendah dalam lima tahun terakhir di Indonesia.

“Alhamdulillah per 1 Desember inflasi kita dapat penghargaan nasional karena pertama dalam sejarah Sulsel di bawah nasional. Kalau secara nasional kita masuk 10 besar terbaik, kita ada di posisi 9. Yang sulit itu mempertahankan dan ini ada waktu menjelang Natal dan Tahun Baru, ada potensi inflasi meningkat,” terangnya.

Sebagai langkah antisipasi, Pemprov bersama TPID Sulsel akan menghadirkan Mini Distribution Center (MDC) di sejumlah pasar tradisional di kabupaten dan kota, khususnya yang angka inflasinya tinggi. MDC ini merupakan program Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.

“Saat ini di Makassar ada lima mobil truk yang beroperasi. Dengan MDC, masyarakat mendapatkan harga bahan pokok yang terjangkau, melibatkan Bulog, Forkopimda dan Pemkot. Saya berharap ini bisa direplikasi ke daerah lain, termasuk dengan bantuan TNI Polri,” ungkapnya.

“Kalau ini bisa kita lakukan, harga-harga kebutuhan pokok jelang Natal dan Tahun Baru itu bisa kita kendalikan dengan baik,” sambungnya.

Bahtiar mengungkapkan, MDC ini merupakan pertama di Indonesia dengan pemodelan menangani inflasi. Program Pemkot Makassar ini diakuinya kemudian diangkat menjadi program provinsi.

“Kita sedang mengupayakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk 21 bahan pokok itu mencukupi di masyarakat. Karena masyarakat kita harus mendapatkan harga yang baik. Di samping itu, warga kita yang produsen bahan pokok juga mendapatkan harga yang baik juga. Supaya masyarakat tenang,” paparnya.

Sementara itu, Ekonom Ahli Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah KPw Bank Indonesia Sulsel, mengatakan, MDC ini sejauh ini sudah ada di lima pasar tradisional, yakni Pannampu, Pabaeng-baeng, Terong, Sentral dan Daya.

“Siap lima lagi, karena ada 10 yang dimiliki Pemkot. Konsep ini nantinya kita kembangkan ke daerah, kabupaten dan kota lain yang menjadi sampling BPS. Jadi kita coba langsung intervensi ke jantungnya, sehingga harga terkendalikan,” pungkasnya. (***)