MAKASSAR,UPEKS.co.id— Debat Capres-Cawapres perdana telah usai. Debat akan kembali dilanjutkan pada 22 Desember 2023. Salah satu pertanyaan yang sering diajukan terkait debat capres-cawapres adalah sampai sejauh mana agenda tersebut mampu mempengaruhi pilihan pemilih terhadap capres.
Terkait hal tersebut Direktur Profetik Institute Asratillah mengatakan, debat capres merupakan hal penting dalam politik yang demokratis. Karena merupakan salah satu wahana bagi publik untuk mendengar janji-janji dan visi politik dari setiap capres.
Dari beberapa survei, sebagian pemilih akan memantapkan pilihannya sekitar sebulan sebelum pemilihan. Walaupun saat ini sebagian besar pemilih sudah memilih capresnya, tetapi posisinya belum stabil, artinya masih ada peluang mereka merubah sikap.
Asratillah menerangkan jika banyak hal yang mempengaruhi kemantapan pilihan seseorang, mulai dari debat capres, program kampanye yang dilakukan capres, rumor, hingga faktor tak terduga akibat peristiwa politik yang terjadi secara tiba-tiba.
Artinya, debat bisa mempengaruhi kemantapan pilihan seseorang akan capres, jika visi politik seresonansi dengan harapan politik si pemilih, maka semakin mantaplah pilihannya, jika sebaliknya maka akan terjadi perubahan sikap.
Namun Asratillah menekankan jika debat biasanya bisa mempengaruhi kemantapan pilihan dari pemilih yang berlatar belakang kelas menengah ke atas.
“Diksi yang disampaikan oleh para capres dalam debat, tentu relatif akademis sehingga mempersyaratkan kepemilikan wawasan politik minimal bagi pemilih yang ingin memahami betul isi dari debat. Kemudian debat capres, hanya mungkin mempengaruhi pemilih yang statusnya tidak bergabung dalam tim atau relawan pemenangan capres tertentu,” ujarnya.
Terlepas dari itu semua, Asratillah mengajak setiap orang untuk memandang debat capres sebagai salah satu media pendidikan politik bagi masyarakat.
“Pemilih juga punya hak untuk mengetahui capres yang dijagokannya, membedah visi politik mereka, karena tajam tidaknya visi politik kandidat akan mempengaruhi nasib ratusan juta rakyat Indonesia selama 5 tahun akan datang,” tutupnya. (jir)