Makassar, Upeks.co.id — Ini pekerjaan sulit. Ribet. Rumit. Menghitung kecepatan, tekanan, dan kekuatan pukulan. Saat karateka memukul. Itulah yang kemudian diteliti Rahyuddin.
Rahyuddin adalah dosen. Mengajar di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga Kesehatan (FPOK) Universitas Negeri Makassar (UNM). Mata kuliah; Gerak Dasar Karate. Karate Lanjutan. Perwasitan Karate. Dan banyak lagi. Totalnya ada 15 mata kuliah.
Dia meneliti kecepatan pukulan itu. Menggunakan sebuah alat khusus. Namanya Radasa 1. Alat elektronik. Dilengkapi alat pengukur khusus. Ada kameranya.
“Nama alat yang saya pakai, Radasa 1,” katanya kepada upeks.co.id., baru-baru ini.
Kata dia; alat ini bisa mendeteksi kecepatan pukulan. Data akan segera ditampilkan pada saat atlet karate sedang beraksi. Sangat akurat dan real time.
Dengan alat inilah pria kelahiran Tajuncu, Kabupaten Soppeng, 7 September 1969 ini, mulai menghitung dan mengukur pukulan.
Rahyuddin memiliki postur tubuh besar. Tinggi. Tegap. Mungkin karena dulunya kuliah di jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga UNM. Kampusnya di Banta-bantaeng itu. Tidak jauh dari Menara Pinisi, Kampus UNM Gunungsari.
Mahasiswa baru 1988. Tahun 1994 menyusun skripsi; Pengaruh Latihan Gyaku Tsuki Berbeban Chest Expander Terhadap Kecepatan Pukulan Dalam Olahraga Karate. Wisuda.
Pribadi yang murah senyum. Lembut dalam bertutur. Tapi, tetap tegas dalam menjalankan tugas yang diberikan. Mungkin karakter itu terbentuk waktu kuliah. Dia memang banyak aktif di organisasi mahasiswa Menwa.
Kemudian dia lanjutkan studi. Strata 2 (S2). Ambil jurusan Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Sedikit berbeda dari S1. Kuliah 2004. Buat tesis judulnya; Analisis Status Gizi Atlet Sulawesi Selatan Bangkit. Diwisuda 2006.
Lanjut lagi. S3 di Universiti Teknologi Malaysia. Pilih jurusan agak beda lagi. Tapi tetap olahraga. Manajemen Pendidikan, Sports Manajemen. Masuk 2010. Tesis; Relationship Between Sustainable Competitive Advantages and Organizational Resources In Sports Management Indonesia National Sports Committee. Tahun 2014. Raih gelar doktor. Melengkapi gelar akademiknya; Rahyuddin J.S., S.Pd., M.Pd., Ph.D.
Kita kembali ke penelitian Rahyuddin. Lalu apa-apa saja yang dapat dihitung Rahyuddin dengan alat ini.
Dari hasil pantauan Rahyuddin. Ternyata yang bisa diketahui adalah posisi awal tangan sebelum melayang melakukan pukulan. Dengan alat Radas 1 ini, Rahyuddin juga dapat mengetahui posisi ketika sedang memukul.
Dia juga mengamati posisi terakhir tangan saat mendaratkan pukulan di tubuh lawan.
Dan yang utama adalah mengetahui tingkat kecepatan pukulan yang dilakukan seorang atlet.
Penelitian yang dilakukan memang sederhana. Tetapi Rahyuddin mengklaim. Apa yang dilakukannya dapat membantu wasit olahraga karate untuk lebih profesional dalam melakukan tugasnya. Karena akan mendapatkan data yang sangat akurat bila menggunakan cara ini.
Saat lomba misalnya. Karena dengan metode ini, keputusan yang diambil bisa menjauhkan dari kesalahan. Dapat mengatahui data-data yang sangat jelas dan akurat.
Hasil penelitian ini kemudian dituangkan dalam karya tulisa terbarunya yang ditulis tahun 2023 ini; Penyusunan Instrumen Tes Kecepatan Pukulan Dalam Olahraga Karate Berbasis Digital. (*)