MAKASSAAR,UPEKS.co.id— Hari kedua rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Bosowa (Unibos), menghadirkan Mall Sampah.
Antara lain, Nurul Masyiah Rani Harusi), Rappo.id (akmal idrus), Bank Sampah ASOKA V (Faisal Baso), dengan tema Sampah dan Socioentrepeneur.
Mall Sampah, Bank Sampah dan Rappo id adalah komunitas peduli lingkungan yang diinisiasi oleh anak muda Makassar, hingga saat ini masih aktif mengkampanyekan pemilahan sampah dan peduli lingkungan dan telah merambah eksistensi di dunia internasional.
Nurul Masyiah yang mewakili Mall Sampah memberikan perkenalan singkat awal mula dibentuknya Mall Sampah.
“Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Mall Sampah terbentuk karena muncul keresahan tentang sampah, dimana awalnya kak adi mengajar anak anak pengepul, dan akhirnya sadar bahwa ini butuh integrasi dan sistem yang lebih baik”ucapnya
Selain itu, Nurul Masyiah menjelaskan bahwa Indonesia saat ini sangat darurat sampah. “Indonesia is the second largest contributor sampah plastik di dunia, baik skala nasional maupun daerah sudah dikawal dengan regulasi, jadi semua bergantung pada kesadaran kita dan akhirnya semua hanya dapat terlihat dengan data”terangnya.
Diakhir materinya, Nurul Masyiah menyampaikan kiat kiat keberadaan Mall Sampah dapat bertahan hingga hari ini.
“Kami hadir untuk mensupport teman teman untuk bersama sama kita berinovasi, relate dengan masalah lokal, di tahun 2015 bahwa hingga saat ini yang membawa kita berada dihadapan teman teman adalah konsistensi”
Selain itu, Rappo Id yang langsung dihadiri oleh Akmal Idrus juga berkesempatan memberikan perkenalan singkat awal mula dibentuknya Rappo Id.
“Semua berawal dari saya bekerja di sebuah perusahaan, dan mendapat challenge untuk membuat komunitas, awalnya namanya kejar mimpi makassar, selama 2 tahun mengikuti volunteer di makassar dan mendapatkan passion saya disana, hingga hari ini dikenal rappo.id,” ujarnya.
Akmal Idrus menambahkan bahwa Rappo id bergerak pada pemilahan sampah. “Kami bergerak dalam upaya Upcycle sampah yang diolah dengan meningkatkan nilai dari harga beli ke harga jual kembali,” tandasnya.
Akmal Idrus berpesan bahwa saat ini lingkungan menjadi tanggung jawab kita bersama. “Rappo ingin membuktikan bahwa anak muda makassr mampu bersaing dari level lokal hingga ke nasional, semangat anak kmuda makassar lebih dari itu kita bisa menciptaka ekosistem yanv positif dan pastinya dengan kolaborasi untuk berdampak bersama,” ujarnya.
Sementara Perwakilan Bank Sampah Asoka V Faisal Baso, menyebutkan awal mula terbentu bank sampah Asoka V sejak 2015, dengan latar belakang pedagang kaki lima.
Ia mengatakan pada saat itu bertepatan dengan penanaman 1000 pohon di TPA menjadi tergerak untuk menginisiasi bank sampah.
Faisal Baso menambahkan bahwa Eksistensi Bank Sampah dapat bertahan hingga hari ini karena terjalinnya kolaborasi.
“Kebetulan kami berkolaborasi dengan pegadaian yang sudah cukup baik perkembangannya sampai saat ini, Kerjasama dengan pegadaian ini artinya ketika kalian memilah sampah dan dimasukkan ke dalam buku tabunga artinya nominal yanhada disana sudah bisa ditukar denagan emas,” tutupnya.(rls)