MAKASSAR, UPEKS.co.id — Sertifikasi pembimbing manasik haji angkatan VIII (Mandiri), di Asrama Haji Sudiang Makassar, ini digelar Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) kerjasama Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel.
Kegiatan dengan tema “Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Mewujudkan Pembimbing Ibadah Haji yang Profesional, Mandiri dan Moderat’ itu, dilaksanakan mulai 29 September hingga 5 Oktober 2023.
Rektor UINAN, Prof Hamdan Juhannis mengatakan, sertifikasi ini dalam rangka mencetak pembimbing haji yang memiliki kemampuan moderasi beragama yang baik. Kemampuan itu diharapkan bisa ditularkan kepada jamaah haji saat nanti memberikan pembimbingan.
“Tentunya dengan jiwa moderat yang dimiliki. Termasuk juga memberikan bimbingan bimbingan yang meluruskan praktek-praktek yang dilakukan banyak jemaah tidak sesuai dengan apa aturan-aturan yang ada, ” kata Prof Hamdam Juhannis, Jumat (29/9/2023) malam.
Hamdan pun menekankan, sertifikasi ini sangat penting agar supaya pembimbing mampu memiliki sikap egalitarianisme atau kesetaraan. Khususnya bagi mereka yang telah melakukan pembimbingan ibadah haji.
“Maka nantinya juga yang diajarkan itu bisa diperhatikan di masyarakat. Bukan justru menjadikan dirinya berbeda dengan masyarakat yang belum haji, ” terangnya.
Hal ini menurut Hamdan sama dengan orang berhaji menggunakan pakaian ihram yang warnanya putih. Memiliki arti bahwa semua umat Islam sama di hadapan Allah.
“Bukan justru ketika pulang bersikap wah, menunjukkan cincinnya atau segala macamnya yang seolah menunjukkan perbedaan dengan orang-orang yang belum haji, ” bebernya.
Di sisi lain, pembimbing haji yang terverifikasi juga diharapkan bisa mencetak jemaah yang menjadi penyambung lidah pemerintah. Dimana ketika mereka akan menyampaikan pesan-pesan untuk penguatan rasa kebangsaan yang ada keagamaannya.
“Apalagi mereka pergi ke sana dia mempertahankan jiwa nasionalisme. Itulah yang saya sebut sebagai pembimbing manusia yang kuat dan mampu menularkan kepada semua jemaah,” tukasnya.
Hamdan menyebut, sertifikasi pembimbing yang dilaksanakan UINAM bekerjasama dengan Kemenag ini, bukan kali pertama dilakukan. Kegiatan saat ini sudah sampai angkatan ke delapan yang diikuti sebanyak 70 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Insya Allah kita akan terus melanjutkan ini. Karena tidak bisa menjadi pemimpin jemaah haji kalau belum memiliki sertifikat,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Kemenag (Kakanwil Kemenag) Sulsel, KH. Khaeroni mengatakan, sertifikasi sangat penting untuk memverifikasi profesionalisme seorang pembimbing haji. Bertujuan untuk menstandarkan kemampuan mereka.
“Sertifikasi sekaligus juga mereka diarahkan menjadi pembimbing yang profesional yang dibekali dengan metodologi serta beberapa komponen akademik yang kita persiapkan dalam pelatihan , ” ujarnya.
Menurut Khaeroni, pembimbing haji tidak cukup hanya dengan pengalaman melaksanakan ibadah haji saja, tetapi juga harus diperkaya dengan metodologi yang sifatnya lebih teoritik dan bisa diaplikasikan.
“Makanya Kemenag menggandeng perguruan tinggi yang secara profesional berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji seperti UIN, yang memiliki kajian-kajian keagamaan, ” ucapnya.(Jay)