Di Auditorium Kampus II UIN, Kabupaten Gowa, mereka secara resmi dikukuhkan oleh Rektor UIN Alauddin, Prof. Hamdan Juhannis dalam sebuah Sidang Senat Terbuka Luar Biasa yang mengesankan.
Namun, yang membuat acara tersebut begitu istimewa bukan hanya gelar sarjana yang mereka peroleh, melainkan pesan penuh makna dari Rektor Hamdan Juhannis.
Dalam sambutannya, Penulis buku melawan Takdir itu mengajak para wisudawan untuk merenung, merayakan, dan lebih dari itu, berterima kasih kepada pahlawan sejati dalam hidup mereka yakni orang tua.
“Saya harap gelar sarjana ini tidak melupakan seseorang yang telah berjasa dalam perjalanan akademik anak-anakku, yakni orang tua. Maka dari itu, persembahkanlah kesarjanaan kalian untuk orang tua,” ungkap Rektor Hamdan Juhannis dengan penuh semangat.
Dalam kata-katanya yang menggetarkan hati, Dia menekankan bahwa makam para pahlawan bukan satu-satunya tempat untuk mencari inspirasi.
“Kalau kalian mencari pahlawan sejati, tidak usah ke makam pahlawan. Orang tua kalianlah pahlawan sesungguhnya,” tegasnya.
Alumnus Australian Nasional University itu menggambarkan orang tua sebagai pahlawan yang tulus. Menurutnya, mereka tak pernah meminta untuk menjadi pahlawan, dan itulah yang membuat mereka begitu istimewa.
“Orang tua kalian pahlawan sejati karena bukan hanya mereka tanpa pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi mereka adalah pahlawan yang banyak kehilangan tanda-tanda jasa kehidupannya,” lanjutnya.
Pesannya semakin dalam ketika Dia mengungkapkan pengorbanan yang tak terhingga dari orang tua.
“Maka kalian harus sadar setelah berada di sini, banyak tanda-tanda jasa kehidupan mereka melayang. Sawahnya, kebun melayang demi kalian, bahkan emas yang biasa dipakai itupun ikut melayang demi kesarjanaan,” pungkasnya sambil menunjuk langsung ke sebagian besar orang tua yang hadir dalam acara itu, yang duduk dengan bangga dan haru. (rls)