MAKASSAR,UPEKS.co.id— United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyelenggarakan “Climate Talks and Site Visit dengan tema “Aksi Nyata untuk Iklim dan Keberlanjutan” di Universitas Negeri Makassar (UNM).
Kegiatan tersebut diikuti 150 pemuda yang terdiri dari perwakilan komunitas lokal dan LSM serta mahasiswa. Hadir dalam kegiatan Direktur Pembiayaan Syariah, Menteri Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah, Head of Innovative Financing Lab United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, Muhammad Didi Hardiana.
Direktur Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yulia Suryanti, mengatakan pemerintah Indonesia komitmen terhadap pembangunan rendah karbon.
“Berdasarkan data Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia. Saat ini, Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca taun 2030 dari 29% menjadi 31.89% dengan usaha sendiri, dan 41% menjadi 43.20% dengan dukungan internasional,” ucapnya.
Dalam upaya mencapai target tersebut. Kata Yulia pemerintah Indonesia mengimplementasikan berbagai strategi, termasuk melalui Program Kampung Iklim (ProKlim), yang dirancang untuk meningkatkan partisipasi komunitas dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal.
“Di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sendiri, sebanyak 119 titik lokasi ProKlim telah berhasil mengurangi lebih dari 200,000 ton CO2eq selama tahun 2018 hingga 2022,” Tandas Yulia.
Lebih lanjut, Yulia menekankan urgensi mengembangkan dan memanfaatkan instrumen-instrumen pembiayaan inovatif untuk mendukung ambisi iklim Indonesia.
Sementara Direktur Pembiayaan Syariah, Menteri Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah menyoroti bagaimana Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai pendekatan inovatif untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan tersebut melalui Sukuk Hijau, dengan dukungan dari UNDP.
Ia menambahkan, instrumen berbasis Syariah ini memungkinkan terjadinya investasi berkelanjutan dan berdampak, serta mengapresiasi minat besar yang ditunjukkan investor muda untuk berinvestasi tidak hanya untuk profit—tetapi juga dampak.
“Di Sulsel, penerbitan Sukuk Hijau memungkinkan pembiayaan berbagai proyek berlabel hijau, termasuk transportasi berkelanjutan, pencegahan dan pengendalian banjir, serta pengamanan pantai,” ucapnya. (aca)