LUTIM, UPEKS.co.id – Ketua Tim Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), DR. Dr. Muhammad Basir Palu, Sp.A, MHA., memuji simulasi yang dilakukan oleh Tim RSUD I Lagaligo Wotu, Kabupaten Luwu Timur.
Pujian tersebut dilontarkannya usai menyaksikan 2 simulasi yang dilakukan oleh tim RSUD I Lagaligo yakni simulasi penanganan orang/pasien yang tiba-tiba jatuh pingsan dan henti jantung (code blue) dan penanganan kebakaran (Code Red).
“Dari segi menikmati peristiwa tadi, saya berikan jempol. Saya sangat menikmati karena tadi seakan-akan seperti juga proses rekreasi, proses mengeluarkan karena selama ini ada tekanan tegang, maka keluarlah waktu turun dari lantai 2,” kata Ketua Tim Surveior KARS, DR. Dr. Muhammad Basir Palu, Sp.A, MHA., Kamis (23/02/2023).
“Saya lihat peran masing-masing semua sudah betul, mulai dari helem putih dan kuning, begitu juga yang memakai helem biru, semua sudah betul perannya,” sambungnya.
Selain memuji, pada kesempatan ini Ia juga memberikan saran agar waktu membuat dan mensimulasikan skenario kejadian tersebut jangan terlalu singkat, berilah sedikit variasi.
“Untuk pak Direktur, saat kejadian mimiknya harus bagaimana. Jadi sebenarnya dan seharusnya paling panik saat ada kebakaran ialah direktur,” bebernya.
Ia pun berharap hal seperti ini harus dibudayakan, karena jika dibudayakan, maka api akan cepat dipadamkan.
“Saya juga berharap, ada hydrant, sehingga jika terjadi kebakaran, bisa langsung disiram. Sebab, 30 sampai 40 meter dari kejadian harus ada hydrant dalam itu selang kalau api belum padam. Namun Insha Allah tahun depan, pemerintah kita sudah mengagendakan untuk memasang hydrant di sekian titik. Dan yang jelas, simulasi tadi ini patut diapresiasi,” jelas Muhammad Basir Palu.
Sementara surveior lainnya yakni Dr. Abubakar Betan, S.Kep., NS., M.Kes., memberikan masukan terkait penanganan pasien yang tiba-tiba jatuh pingsan di area rumah sakit.
Yang pertama, kata dia ialah, kasus ini kejadiannya di area luar ruangan. Jadi jangan hanya ada satu saja security yang membantu, tetapi tambah lagi 1 orang untuk menolong.
“Dan yang kedua, dari segi keluarga. Jadi saat ada kejadian seperti tadi, harus ada medis yang menenangkan keluarga, karena itu juga penting, supaya keluarga korban tidak panik dan lain-lain,” jelas Dr. Abubakar Betan, S.Kep., NS., M.Kes.
Sekedar diketahui, simulasi yang dilakukan dalam halaman RSUD tersebut, dalam rangka Akreditasi kesiapan pelayanan dan pengamanan ketika terjadi kebakaran di rumah sakit, dimana standar mutu atau kualitas rumah sakit itu dilihat. (rhj/ikp-humas/kominfo-sp)