Alumni 92 SMP Malino Buat Jamban di Kawasan Pendakian

Alumni 92 SMP Malino Buat Jamban di Kawasan Pendakian

 

Makassar, Upeks.ci.idSalah satu permasalahan utama para wisatawan, khususnya para pendaki di tempat wisata pegunungan adalah tidak adanya jamban. Selama ini para pendaki jika ingin buang hajat hanya memanfaatkan alam dengan cara mencari celah-celah bebatuan atau celah pepohonan.

Bacaan Lainnya

Atas dasar itulah, alumni 92 SMP Malino melakukan camp day Sabtu-Minggu (13-14/8) sekaligus membawa misi sosial yakni membuat jamban di Danau Slank, salah satu lembah di kawasan kaki Gunung Bawakaraeng yang akhir-akhir ini lagi hits di kalangan pendaki.

Gazali Ahsar, salah seorang pentolan Alumni 92 SMP Malino mengungkapkan bahwa aksi sosial ini dilakukan agar pendaki lebih nyaman menikmati alam dan bisa menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kawasan perkemahan.

“Ini juga kita lakukan agar pendaki khususnya kaum perempuan, tidak lagi kesulitan mencari tempat buang hajat, dan lebih syar’i,” ujar Gazali yang juga salah seorang pembina pondok pesantren Bukit Hidayah Bulutana Malino.

“Jamban ini masih jauh dari kata sempurna. Tapi setidaknya sudah bisa dipake. Kami masih butuh pembenahan, diantaranya masih butuh pipa atau minimal selang kurang lebih 100 meter,” ujarnya seraya berharap ada kelompok lain yang menyempurnakan atau setidaknya ada dana CSR dari perusahaan-perusahaan yang bisa membantu.

Kehadiran jamban ini juga mendapat respon positif dari tokoh masyarakat Panaikang, dimana para pendaki biasanya mengambil base camp sebelum melakukan perjalanan ke kawasan Danau Slank atau ke Lembah Ramma.

“Ini langkah awal yang sangat bagus, sehingga kawasan perkemahan tetap terjaga kebersihannya. Dan bagus dicontoh yang lain,” ujar Samuddin, ketua RT Panaikang.

Samuddin juga berharap agar para pendaki tidak meninggalkan sampahnya di kawasan perkemahan. “Klo bisa sampahnya, utamanya sampah plastik harus dibawa pulang,” tambahnya.

Pembuatan jamban ini juga mendapat dukungan dari beberapa kelompok pecinta alam. Terbukti saat proses pembuatan jamban, beberapa diantaranya datang dengan sukarela membantu. (*)