PAREPARE, UPEKS.co.id – Staf Khusus Presiden RI Bidang Investasi dan Infrastruktur, Sukriansyah S Latief, mengaku, berbagai permasalahan timbul dalam pelaksanaan Forum Grup Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Lago’ta Kafe & Resto, Kamis (21/10/2021).
Hal itu terungkap, saat sesi tanya jawab, dimana sejumlah peserta melemparkan pertanyaan kepada penyelenggara kepelabuhanan dalam FGD, diantaranya Kepala KSOP Parepare, dan General Manager Pelindo Parepare.
Ketua DPC INSA, yang melontarkan, pertanyaan, dimana dia meminta kepada Staf Khusus Wakil Presiden RI, untuk menambah kapasitas pelabuhan yang ada di Parepare. Dia juga menyebutkan secara rinci soal panjang dari tiga pelabuhan yang ada di Parepare saat ini, seperti Pelabuhan Nusantara memiliki panjang 366 meter, Pelabuhan 275 meter, Pelabuhan Lontang’e 25 meter.
“Persoalan timbul, apabila ada kapal yang masuk di Parepare yang tidak linear, seperti muat pupuk, atau pemuat batu bara bongkar di Parepare. Tidak ada tempat sandar lagi kapal-kapal yang sudah linear masuk ke Parepare. Ini yang perlu dipikirkan. Jangan cuma pendapatan banyak yang di tambahkan terus, sementara fasilitasnya tidak ada,” ucapnya saat sesi tanya jawab.
Dia juga menyebutkan jika di Pelabuhan Cappa Ujung saat ini mampu menampung 6 kapal, sementara di Pelabuhan Nusantara menampung 7 kapal yang rutin masuk.
“Tolong dipikirkan juga penambahan dermaga di Cappa Ujung dan Nusantara. Ini Pelabuhan Lontang’e yang panjangnya bukan 20 meter, 15 meter itu pak. Jadi mohon, ini cuma usulan, supaya dermaga Pelabuhan Cappa Ujung dan Pelabuhan Nusantara untuk ditambah kapasitasnya,” harapnya.
Hal senada juga diungkap Pengusaha Pelayaran di Parepare, yang dikenal dengan nama, H.Anda, mengatakan, jika dermaga di Pelabuhan Lontang’e itu cuma 20 meter, tapi yang terpakai hanya 15 meter. Kepada Staf Khusus Wakil Presiden RI, meminta untuk meninjau dan memperhatikan Pelranya (Pelayaran Rakyat). Karena Pelra sekarang yang dulunya ramai, sekarang hanya 5 kapal dengan satu jurusan.
“Pelra sekarang sudah tidak banyak aktivitas, karena dermaga ini (Lontang’e) pertama dermaga tidak memuaskan, panjang kapal sebetulnya Pelra itu pak, tidak ada panjang 20 meter ke bawah, semuanya 20 meter ke atas. Jadi kalau kapal sandar di Lontang’e ini pak, tergantung, menggantung kapal pak. Jadi kalau satu saja kapal yang ada di Parepare itu sangat membahayakan pak, nanti tidak membahayakan kalau kapal dua arah, satu sebelah timur, satu sebelah barat. Itu yang di belakang pak saling mengikat, jadi tidak membahayakan,” ujarnya.
Sementara, GM Pelindo Cabang Parepare, Sardi, menyebut, saat ini di Pelabuhan Cappa Ujung BOR masih 45 persen. Jadi, masih memungkinkan untuk mendatangkan kapal-kapal lain atau penambahan kapal dengan mengatur jadwal kedatangan kapal.
“Di pelabuhan Cappa ujung bisa sampai tiga kapal yang sandar bersamaan. Indikatornya 70 persen. Jika sudah mencapai kita akan mengusulkan kantor pusat untuk penambahan dermaga,” katanya.
Sebelumnya, Komisaris PT Pelindo Jasa Maritim, Sukriansyah S Latief, mengatakan, pelayanan-pelayanan yang dikeluhkan masyarakat, yang menjadi pendongkrak ekonomi akan segera dibenahi dengan meminta stakeholder terkait untuk meningkatkan peran aktif. (AU)