Literasi Digital Sulawesi 2021, Cerdas di Dunia Digital Tangkal Paham Radikal

  • Whatsapp
Literasi Digital Sulawesi 2021, Cerdas di Dunia Digital Tangkal Paham Radikal

 

 

Bacaan Lainnya

Poso, Upeks.co.id – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 17 September 2021 di Poso, Sulawesi Tengah. Pada kesempatan ini, kolaborasi ketiga lembaga tersebut diperkuat lewat kerjasama dengan Lembaga Pusat Pengkajian, Pengembangan, Perdamaian, dan Demokrasi (LP4D) UNSIMAR, Korem 132/Tadulako, Yonif 714/Sintuwu Maroso, serta Polda Sulteng. Adapun tema kali ini adalah “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital”.

 

Program kali ini dipandu oleh Linda Setiawati sebagai moderator dengan menghadirkan empat narasumber, yang terdiri dari Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf; Direktur Binmas Polda Sulteng, Kombes Pol. Set Stephanus Lumowa; Danyon 714 Sintuwu Maroso, Letkol Inf Constantinus Rusmanto; serta Social Media Enthusiast & Edupreneur, Gunawan Primasatya. Webinar kali ini diikuti dengan antusias oleh 677 peserta. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

 

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

 

Keynote Speaker sekaligus pemateri pertama adalah Farid yang membawakan materi budaya digital dengan tema “Upaya KOREM dalam Memberantas Radikalisme Melalui Pemanfaatan IT”. Menurut dia, peran Korem dalam penanggulangan terorisme dan deradikalisasi belum optimal karena teroris menggunakan taktik/paradigma baru dalam penyebaran pahamnya serta belum sinerginya aparat penanggulangan terorisme. Karenanya, kemampuan dan pemahaman IT, perundangan, serta teori-teori penanggulangan terorisme perlu ditingkatkan seiring dengan memaksimalkan penerapan metode pembinaan teroris. Penyesuaian UU dan peraturan terkait terorisme juga diperlukan untuk menciptakan sinergi antar aparat penanggulangan teror dari berbagai lembaga.

 

Berikutnya, Set Stephanus Lumowa menyampaikan materi kecakapan digital berjudul “Positif, Kreatif dan Aman di Internet”. Ia mengatakan, penguatan kemampuan digital disertai dengan penanaman wawasan kebangsaan, cinta tanah air, dan nasionalisme dapat mencegah generasi muda terpengaruh atau ikut menyebarkan berita hoaks. “Dengan begitu, mereka akan mampu berperan aktif menangkal radikalisme yang menyebar di dunia digital,” tuturnya

 

Sebagai pemateri ketiga, Constantinus membawakan tema keamanan digital tentang “Digital Security: An Era of Disruption”. Menurut dia, perkembangan IPTEK yang masif membutuhkan kemampuan kita untuk mencerna informasi. Terkait ancaman siber berupa serangan, terorisme, dan peperangan siber yang mengancam keamanan nasional, kita memiliki BSSN (Badan Siber dan Sandi Nasional) serta berbagai Satuan/Divisi Siber di tiap lembaga negara/instansi yang bertanggung jawab menanganinya. Masyarakat juga berkewajiban ikut menjaga keamanan siber lewat peningkatan kemampuan dan penerapan keamanan digital dari ruang lingkup terkecilnya masing-masing.

 

Adapun Gunawan, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema etika digital mengenai “Tips Mengenali & Memverifikasi Berita Palsu”. Ia mengatakan, kabar bohong mengancam kesatuan bangsa dan bisa menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Karenanya, pikirkan dahulu sebelum membagi informasi dengan bersikap kritis, mengecek fakta dan detail visual, tautan URL, info kontak dan data perusahaan media di Dewan Pers, serta periksa ke laman arus utama atau google reverse image. “Bergabunglah dengan kelompok anti hoaks untuk mewaspadai berita yang memuat judul sensasional dan laporkan hoaks ke pihak terkait,” pungkasnya.

 

Selanjutnya, Linda Setiawati selaku moderator memandu sesi tanya jawab yang disambut hangat oleh peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memenangkan hadiah dari panitia berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 40 penanya terpilih.

 

Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana Kepolisian mengatasi aksi terorisme berbasis agama. Narasumber menjelaskan bahwa, pertama, Kepolisian akan terus menjaga serta meningkatkan pengawasan dan keamanan. Kedua, melakukan tindakan tegas sesuai prosedur yang berlaku bila diperlukan. 

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.(rls)