Yamali TB Jaring Penderita TBC dengan Gerakan Penyuluhan Serentak

Yamali TB Jaring Penderita TBC dengan Gerakan Penyuluhan Serentak

MAKASSAR, UPEKS.co.id– Masih banyaknya masyarakat yang menderita penyakit tuberculosis (TBC) dan belum tertangani saat ini, mendorong komunitas masyarakat peduli tuberkulosis untuk terus melakukan upaya menjaring para penderita untuk mendapatkan pelayanan yang optimal.

Dengan langkah tersebut diharapkan para penderita TB akan tertangani dengan cepat dan tepat, sehingga penyebaran penyakit TBC dapat dikendalikan.

Bacaan Lainnya

Estimasi kasus TBC di Indonesia tahun 2020 adalah 845.000 dengan yang ternotifikasi 568.987 yang menempatkan Indonesia sebagai negara rangking dua kasus TBC tertinggi di dunia.

Kordinator Program TB Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel, Kasri Riswadi, menuturkan di Sulsel berdasarkan data Dinas Kesehatan Sulsel tahun 2020 jumlah terduga TB itu ada 62.839, sementara yang melakukan pemeriksaan hanya 57.171, artinya masih ada 5668 yang tidak diperiksa dan berpotensi menularkan kepada yang lain.

“Untuk itulah momen pertengahan tahun 2021 ini, kita ingin menjaring kasus TB secara massif dengan kegiatan penyuluhan secara serentak di 9 kabupaten dan kota, yakni Makassar, Maros, Gowa, Jeneponto, Bulukumba, Pinrang, Sidrap, Wajo, dan Bone. Kita melakukan aksi ini dari tanggal 19 hingga 24 Juni mendatang,” kata Kasri Riswadi usai menggelar sosialisasi dan penyuluhan TBC bersama warga di Jalan Goa Ria, Sudiang, Makassar, Senin (21/6/2021).

Kasri menegaskan, pemahaman tentang gejala TB memang masih sangat kurang dikenali masyarakat. Gejala utama TB berupa batuk berdahak selama dua minggu atau lebih. Kadang disertai dengan nafsu makan yang berkurang, berat badan menurun, berkeringat di malam hari meski tanpa aktivitas, sesak nafas dan nyeri dada.

“Kami berharap dengan adanya kegiatan penyuluhan secara serentak yang dilakukan oleh kader-kader TB Komunitas ini, jumlah penderita TB yang ditemukan semakin banyak lagi, sehingga mata rantai penularan TB dapat di putus,” tandasnya.

Sementara itu, Koordinator Program Yamali TB khusus Makassar, Ilham Riyadi menambahkan bahwa khusus di kota Makassar yang merupakan daerah dengan kasus TB tertinggi se-Sulsel, dua tahun terakhir penemuan kasus TB mengalami penurunan.
Ia menyebut, untuk tahun 2019 temuan kasus ada di angka 25850 dan turun drastis pada tahun 2020 diangka 15865.

“Penurunan temuan kasus ini bukan karena TB sudah berkurang, tetapi karena dampak pandemi Covid-19, masyarakat walaupun ada gejala mereka takut untuk datang ke layanan,” tukasnya.

Di Makassar tambahnya, ia mengerahkan sekitar 60 kader TB atau relawan untuk melakukan penyuluhan TB secara serentak di 11 kecamatan.

Ia berharap, dari hasil penyuluhan ini ada temuan kasus baru yang terungkap sehingga dapat ditangani secara langsung.

Diketahui bahwa Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) sendiri adalah yayasan yang fokus dalam upaya penanggulangan TBC berbasis komunitas.(**)