Lutra, Upeks.co.id–Tim Penggerak PKK Sulsel di bawah kepemimpinan Lies F Nurdin turut ambil bagian dalam misi percepatan penanganan dan pemulihan korban banjir bandang di Masamba, Luwu Utara (Lutra).
Dalam misi tersebut, TP PKK Sulsel mengutus empat anggotanya ke Masamba untuk menyalurkan bantuan yang berasal dari donasi berbagai pihak. Empat pengurus TP PKK Sulsel yang diutus yakni, Zulfitriany Dwi Mustaka sebagai koordinator, Nurlela Nasir, Sugiati dan Chalifa Mansilya Angge.
Zulfitriany mengatakan, selain memberikan bantuan pangan dan sandang serta air mineral, TP PKK Sulsel juga membawa dua misi dalam penanganan korban banjir bandang Masamba. Yakni, menyalurkan bantuan 2.000 masker sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi Protap Covid-19 di tengah bencana.
“Terima kasih atas amanah Ibu Gubernur Sulsel yang telah menjalankan misi ini, dan sumbangan berbagai pihak diantaranya DPLH, DWP Sulsel, PDGI dan PMD. Termasuk Satpol PP yang mengawal perjalanan kami hingga semua dilancarkan. Kami TP PKK Provinsi di bawah kepeimpinan bu Lies Fachrudin membawa langsung bantuan ke Posko TP PKK Lutra,” katanya.
Misi lain yang di bawa TP PKK, lanjut Zulfitriany, adalah program Trauma Healing bagi anak-anak dalam pengungsian, kerjasama dengan TP PKK dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Lutra.
“Alhamdulillah TP PKK Provinsi di bawah kepemimpinan ibu Lies Fachrudin, bisa berbagi keceriaan bersama anak-anak dalam pengungsian. Balonku ada 5, Pelangi-pelangi…, rasanya mengalun indah dalam haru bersama Ibu Ketua TP PKK Lutra, Enny Thahar Rum, SE
dan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Anak Lutra. Terkadang kami harus sesekali menghapus air mata. Membagikan cerita, motivasi, buku dan permainan. Kepada relawan yang masih dan akan ke Masamba, kami titipkan program ini dilanjutkan. Jangan biarkan keceriaan dan kreativitas anak-anak ikut tertelan dalam banjir bandang ini,” harapnya.
Setelah utusan TP PKK Sulsel kembali ke Makassar, Zulfitriany mengaku, masih terbayang, bagaimana tetap memperkenalkan Protap Covid-19 kepada anak-anak dalam pengungsian melalui gerak dan lagu yang mudah dipahami. Mengenai pentingnya jaga jarak, menggunakan masker, dan pentingnya rajin-rajin cuci tangan
“Yang tidak jaga jarak dan duduk rapi tidak dibagikan masker.Yang tidak pakai masker, tidak dapat bingkisan. Satu jam pertemuan, kedekatan pun terjalin hingga pada akhirnya step by step anak-anak mulai menanamkan jaga jarak, menghargai penggunaan masker dan siap selalu cuci tangan,” ujarnya menceritakan pengalamannya selama di Masamba.
“Musibah di tengah pandemi, kedekatan dan kebersamaan serta kepedulian kadang tak berjarak. Inilah alasan, mengapa dalam memilih tim yang akan berangkat, TP PKK Sulsel mewajibkan untuk Rapid Tes. Menguatkan dan saling berbagi, tetap berpikiran positif. Insya Allah, kita kuat melewati semuanya,” ungkap Zulfitriany menambahkan.(rif)