Pilkada di Tengah Covid-19, Cakada Perlu Ubah Strategi Campaign

Pilkada di Tengah Covid-19, Cakada Perlu Ubah Strategi Campaign

MAKASSAR, UPEKS.co.id— Pilkada bakal digelar 9 Desember 2020. Berdasarkan kesepakatan antara pemerintah dan pihak KPU,  pada tanggal 15 Juni nanti tahapan Pilkada sudah harus digelar. Hanya saja suasana Pilkada saat ini sungguh berbeda. Pilkada bakal digelar di tengah wabah covid-19.

Pastinya pergerakan kandidat bupati/Wali Kota terbatasi dan cukup direpotkan. Karena suasana sosialisasi pasti tidak sama dengan keadaan normal dan mereka pastinya dituntut untuk menaati protokol kesehatan. Manager Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam memandang, keadaan ini akan banyak berpengaruh buat pergerakan politik bakal calon kepala daerah.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, Pilkada di tengah Covid-19, berkenan atau tidak berkenan akan menimbulkan risiko. Imbasnya tak hanya ancaman kesehatan tapi juga berimbas secara politik. Maka dari itu, bagi Nursandy, Calon kepala daerah (Cakada) perlu memikirkan ulang pola dan pendekatan baru dalam menjalankan agenda campaign.

“Ruang gerak yang terbatas tentu menghambat kerja-kerja politik Cakada. Strategi virtual tak akan cukup mendongkrak posisi elektoral Cakada. Pendekatan langsung dengan grassroot masih jauh lebih efektif. Saya kira ini tugas Cakada bersama timnya menemukan formulasi yang tepat,” ujarnya, Jumat (29/5/20).

Bagaimana strateginya, bagi Nursandy, itu tergantung dari masing-masing Cakada. Sebab masing-masing Cakada punya cara analisis dan instrumen sendiri dalam melihat dinamika kontestasi politik. Yang pastinya sentuhan emosi secara tatap muka masih memiliki impact yang besar.  Jika hanya melakukan campaign secara virtual karena ingin menghindari kerumunan, cara itu tidak cukup efektif.

“Masyarakat pemilih lebih senang jika dikunjungi. Sementara insentif elektoral dari strategi virtual sangat ditentukan oleh konten dan kreatifitas Cakada bersama tim dalam mengemasnya dalam bentuk campaign,” ujarnya.

Olehnya itu, metode campaign secara virtual tetap harus beriringan dengan metode konvensional. Hanya saja perlu dipikirkan bagaimana metode konvensional ini tetap memenuhi protokol kesehatan dan tidak berdampak terhadap penyebaran covid.

Di sinilah dibutuhkan strategi jitu masing-masing Cakada. “Masing-masing Cakada bersama tim suksesnya perlu adaptif dalam memikirkan cara-cara terbaru dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” tandasnya. (jir)

Pos terkait