Melihat Kiprah Pengembangan Korporasi Usahatani di Kulonprogo

Untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan penanganan daerah rentan rawan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kegiatan Pengembangan Korporasi Usahani (PKU) di 13 lokasi pada 12 provinsi.

Salah satu lokasi PKU adalah di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta. PKU di Desa tersebut pada tahun 2019 diikuti oleh 5 kelompok tani dengan anggota masing-masing 20 orang/kelompok yang tergabung dalam gabungan kelompoktani Tri Manunggal.

Bacaan Lainnya

Usaha pokoknya adalah budidaya kambing PE dan Caisim. Hasil dari budidaya berupa susu kambing dan caisim setelah diolah, dipasarkan ke obyek wisata sekitar Desa Pagerharjo dan Mirota Kampus Yogyakarta.

“Kami mengembangkan peternakan kambing, karena potensi dan pasarnya bagus,” ujar Sahroji dari Gapoktan Tri Manunggal.

Menurut Ketua Gapoktan, Rubiyo biasanya mereka menjual Caisim seharga Rp. 2.000/kg dalam bentuk segar setelah dilakukan grading harganya jualnya naik menjadi Rp.4.000/kg. Begitu juga dengan susu kambing, kalau dijual dalam bentuk segar harganya Rp. 15.000/lt, setelah diolah melalui pasteurisasi
harganya naik menjadi Rp. 10.000/kemasan botol 250 ml.

“Dengan masuknya PKU, nilai jual kami menjadi naik dan lebih dihargai. Ini, tentu dapat meningkatkan pendapatan kami,” jelas Sahroji saat menerima Sekretaris Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Riwantoro, Jum’at (27/9/2019)

Riwantoro yang hadir di lokasi mewakili Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi, memberikan apresiasi kepada gapoktan dan juga pemerintah daerah yang menyukseskan kegiatan PKU.

“Apa yang dicapai ini harus ditingkatkan lagi, karena peluang pengembangannya masih sangat luas,” ujar Riwantoro.

Hal senada dikatakan, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Andriko Noto Susanto.

“Dengan bergabungnya 3 pusat pemasaran dengan segmentasi pasar yang beragam, diharapkan dapat menambah gairah pengembangan produk yang dihasilkan oleh kelompok PKU di Kulon Progo. Ini sangat bagus dan bisa menjadi pendorong PKU-PKU lainnya,” ujarnya.

Terobosan yang patut dibanggakan PKU ini adalah, dilakukannya kerjasama pemasaran hasil dengan tiga mitra pemasaran strategis di Yogyakarta, yaitu Badan Otoritas Borobudur (BOB), Mirota Kampus, dan Desa Wisata Nglinggo.

Menurut Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo, adanya kerja sama ini merupakan bagian dari langkah besar meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan usaha berbasis korporasi.

BOB merupakan badan yang mempunyai otoritas mengelola destinasi wisata Borobudur dan sekitarnya dengan jangkuan pemasaran sangat luas utamanya bagi wisatawan domestik maupun manca negara, sedangkan mirota kampus yang memiliki segmentasi konsumen pada mahasiswa, pelajar dan ibu rumah tangga diprediksi akan meningkatkan pasaran produk.

Bukan hanya itu saja, PKU Tri Manunggal juga berkolaborasi dengan Desa Wisata Nglinggo yaitu tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.

Dihubungi secara terpisah, Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi mengatakan, PKU merupakan kegiatan dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat, penguatan kelembagaan, dan penerapan teknologi dari hulu sampai hilir.

“Melalui kegiatan PKU, petani tidak hanya memproduksi bahan baku, tetapi juga mampu mengolahnya. Berbagai produk yang dihasilkan kelompok tani akan memberi nilai tambah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri,” ujar Agung.